Esoknya, Sepulang sekolah Alden, Yasmine and the geng buru-buru ke salon untuk merias diri. Alden yang posesif tak memperbolehkan istrinya memakai terlalu terbuka."Sayang, pakai gaun ini ya," Alden memberikan gaun cantik berwarna peach selutut dan masih ada lengannya sedikit tapi tetap elegan."Pasti ini mahal, kan," ucapnya sambil menerima pemberian Alden"Udah nggak usah ngomel, yang penting buruan takut telat.""Iya-iya bawel."Ketiga cowok sudah terlihat rapi dan tampan memakai setelan warna navi dengan dalaman menjulang sampai ke leher. Apalagi calon Daddy muda, Alden semakin terpancar aura nya.15 menit kemudian, ketiga cewek cantik itu sudah cantik dengan riasan tipis tapi auranya terlihat. Ketiga cowok menatap tak berkedip apalagi Alden melihat istrinya sungguh tergoda."Waw, so beautiful. Gimana kalau kita batal aja kesana sayang."Seketika Yasmin mencubit pinggang Alden"Aw, sakit sayang.""Makanya ngomong disaring dulu."Para sahabat tertawa bersama melihat kebucinan seor
"Sayang, aku kenapa bisa di bawa ke sini.""Aku panik sayang, jadi nggak kepikiran telpon Om Erik. kamu menggigil aku udah takut banget.""Oh so sweet, makasih udah khawatirkan aku.""Sama-sama, aku kan jadi suami siaga untukmu dan calon anak kita. Oh ya, kebetulan kita ada di sini, kita check baby kita ya.""Iya sayang. Makasih atas perhatianmu, love you," ucap Yasmine mengalungkan tangannya ke leher Alden, keduanya pun saling berciuman beberapa detik saja karena mendengar ketukan."Em, maaf sayang. Aku lihat dulu, siapa yang berani mengganggu kita," ucapnya sambil mengusap bekas ciuman di bibir istri.Wajah Yasmine berubah jadi seperti tomat mendengar ucapan suaminya.Dan saat membuka pintu ternyata dokter kandungan"Selamat pagi tuan Alden.""Pagi juga dokter. Mari silahkan masuk," ucapnya mengulas senyumanDokter itu masuk diikuti Alden dari belakang,"Selamat pagi nona, apa kabarnya? apakah ada yang dirasain nona?" tanya ramah dokter cantik itu"Aku nggak rasa yang aneh-aneh s
Alden berkali-kali mengutuk dirinya karena lalai menjaga istrinya apalagi ada calon anak di perut istrinya. Kini, kesabarannya mulai habis, Ia akan melakukan apapun dan melenyapkan seseorang berani mengusik kehidupannya. Alden bersiap menemui orang yang buat istrinya kesakitan, sejenak ia mencium kening istri yang sedang istirahat dan berlalu."Kalian ikut aku, yang lain jaga istriku. Awas saja lalai sedikit kalian taruhannya," ucap tegas Alden"Baik tuan muda."Alden menyambar hoodie hitam dan kacamata hitamnya kini, pemuda tampan itu meluncur ke ruang bawah tanah tempat Daddy mengurung para penghianat. Tak sampai lama, Alden beserta anak buah sudah berada di lokasi. Alden berlari menuju ruang bawah tanah, ia sudah tak sabar menghajar orang itu dengan tangannya. Saat ia sudah di ruang bawah tanah, wanita yang menyamar suster sudah tak berdaya dengan tangan terikat di atas tempat duduk. Alden menatap tajam seakan ingin memakannya hidup-hidup. Para bodyguard menyeringai dan tersenyu
Alvin dan Viona menyalami Reyhan dan Arkha, dan ada orangtua dari Sella juga berada dalam ruangan itu. Guru Bk mulai berbicara"Selamat pagi tuan-tuan dan nyonya yang saya hormati. Saya mendapat teguran dari pihak yayasan jika ada yang sengaja memfitnah Alvin dan Viona. Saya akan menjelaskan disini, Alvin dan Viona memang sudah menikah tapi atas ijin pihak yayasan mereka menikah dan hal itu dikarenakan bukan serta merta boleh menikah, ini karena ada salah satu murid yang berani menjebak dan hasilnya yang cewek merugi akibat ulahnya. Jadi, saya harap tuan dan nyonya jangan mengikuti hasutan satu orang saja, saya sebagai guru di sekolah malu dengan perbuatan itu, saya merasa gagal mendidik murid-murid, dan seseorang itu adalah Marsella."Sella seketika nyalinya menciut dan gelagapan berusaha menenangkan orangtuanya bahwa dia tidak bersalah."Semua fitnah. Mama dan Papa, lihat kan aku gimana. Nggak mungkin aku nglakuin itu semua."Dan dari ambang pintu muncul seeorang membuatnya tak bis
Alden membuka pintu ternyata Willi"Apa Wil, ganggu aja.""Sorry ganggu, kau itu Al, kayak nggak ada tempat aja di sini iya juga.""Duh berisik, ada apa kesini.""Kita mau pamit, udah sore nih.""Oke, turunlah dulu.""Tapi jangan lama, loh.""Iya-iya bawel banget kau."Setelah Willi turun, Alden menutup pintu lalu mengajak istrinya turun."Kita pulang dulu, Al.""Yah sepi lagi.""Kapan-kapan kesini lagi. Makasih gratisannya," Leo terkekeh"Kalau urusan perut kau nomer satu.""Kau emang sahabat terbaikku, Al. Selalu mengerti aku.""Udah ah geli aku, udah sana pulang. Aku juga mau pulang kok.""Hadeh Alden, ngapain juga ngusir kita bege.""Hahahahaha."Semuanya pun keluar dari kafe, Alden pamit pada karyawannya untuk pulang dan memberi tip."Makasih kak."Alden mengangguk dan menggandeng istrinya pulang, mereka berpisah di Kafe dan meluncur ke rumah masing-masing......Di kediaman Arkha, saat Nina melihat kalender, ia terkejut ada yang dilingkari. Dan ia ingat itu hari ulangtahun p
Hilda merasa Raka sama saja seperti kakaknya yang mantan playboy itu. Hilda pun tak sadar mengambil alkohol dan meneguk yaHowek"Minuman apaan nih," melihat gelas minuman, tiba-tiba ia mulai tak sadarkan diriMalam kian larut pesta ulangtahun Hilda berjalan lancar meski acaranya hanya di rumah, tapi jangan di tanya tetap saja mewah. Pukul satu satu dini hari, satu persatu berpamitan namun mereka tak sadar jika yang ulang tahun tak ada di tengah mereka......Keesokan harinya, Gadis kecil bernama Hilda mengerjab-ngerjab melihat sekeliling merasa bukan di kamar sontak ia bangun. Dia menoleh kearah kanan dan betapa terkejut ada seorang lelaki tampan di sampingnya, seketika ia menjerit"Aaaa."Raka terkejut ada cewek menjerit, baru kali ini ada yang berani teriak sekencang itu. Ia bangun dan mengucek mata."Hah, ngapain kamu di sini.""Eh malah aku, kamu yang ngapain di sini.""Tadi malam aku tak ingat habis minum lalu tak sadar, entah minuman apa yang aku minum.""Sama aku juga."Seketi
Waktu pun tak terasa cepat berlalu, kini kandungan Yasmine sudah berusia 7 bulan sedangkan Viona 5 bulan, kedua bumil itu makin doyan makannya apalagi Yasmine berat badannya makin menambah sejak ia mengetahui ternyata ada dua janin di rahimnya.Pagi ini, Yasmine mengajak suaminya jalan pagi karena ia merasa kakinya bengkak. Sedikit-sedikit ia mengajak istirahat duduk di bangku taman."Sayang, rasanya aku udah nggak kuat jalannya.""Ya udah duduk dulu sayang, jangan dipaksain. Ini minumlah," Alden memberikan sebotol minumanDan tanpa jeda ia meneguknya seketika, Alden menela ludah kasar melihat istrinya yang menggemaskan itu."Ih, kau gemesin sih sayang, lucu amat sebotol kau teguk sekejab," mencubit hidung mancung istrinya"Ih, sakit tahu.""Oh ya, nanti kontrol kan sayang.""Hem, kamu bisa ngantar kan.""Bisa dunk, aku mau siaga 24 jam untuk istriku.""Ih so sweet banget suamiku. Udah yuk pulang, mau mandi nih gerah.""Baiklah dindaku, let's go."Keduanya pulang ke apartemen, tak la
Setelah kemarin, meminta ijin pada Arkha untuk melamar Hilda kini Raka bersiap ke sekolah tapi ia akan menjemput calon istrinya dulu. Sepanjang perjalanan ia memikirkan Hilda, ia akan berusaha membuat adek seorang Alden bahagia dengan caranya. Tak lama, mobil mewahnya sudah berada di halamn luas kediaman Arkha."Huh, semoga harimu bahagia," ucap Raka menyemangati diri sendiriLangkah kaki Raka terhenti saat gadis SMP itu berada di depan pintu rumah. Ia terkejut tapi juga bahagia ternyata ia disambut lebih dulu. Dengan mengulas senyuman ceria gadis itu menyapanya"Pagi Kak.""Pagi Hil, kamu kok tau aku udah di sini.""Tau lah, aku nggak tuli.""Huh dasar bocah, mana orangtuamu Hil, aku mau pamit bawa anak orang nih.""Lah iya anak orang, masak anak kucing. Udah ayo masuk."Keduanya masuk dan diajak Hilda ke ruang keluarga"Pagi Om, Tante," sapa ceria Raka"Pagi Ka. Udah sarapan belum.""Udah kok Tante. kalau Om, Tante sudah.""Udah barusan, Ka.""Tante, Raka minta ijin buat ngelamar