Share

Dua Puluh Enam : Harusnya Hati Tak Bermain

Alin mengguyur tubuhnya dengan air dingin yang keluar dari shower. Sebenarnya ia bisa menggunakan pemanas, namun ia tak ingin.

Di bawah guyuran air tersebut, Alin terisak. Ia menutup mulutnya agar isaknya tak terdengar sampai keluar. Selepas pulang dari pantai, Tian memeluknya dari belakang dan lagi-lagi, pria itu meminta untuk dipuaskan.

Alin tak menolak. Sama sekali tak menolak. Karena dirinya hanyalah seorang pelayan. Namun setelah permainan itu selesai, Alin langsung berjalan menuju kamar mandi yang membuatnya berakhir mengenaskan di sini.

Alin mengambil brush mandi lalu menggosokkan ke tubuhnya dengan sangat kuat. Ia tak peduli kulitnya akan kesakitan. Ia ingin membersihkan sentuhan Tian dari tubuhnya.

"Pelacur. Pelayan. Dasar pelacur. Wanita sinting." Hanya itu yang Alin katakan sembari membersihkan tubuhnya dengan brush mandi tersebut.

Sebenarnya ia belum mau selesai, tapi jika berlama-lama di dalam kamar mandi, Tian pasti akan curiga. Ia tak mau Tian curiga padanya. Ia akan b
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status