Share

Bab 37 (Tak Habis pikir)

"Seriusan nyuruh aku buat ngertiin kamu?" cibir Hanan.

Naufal terdiam, mungkin saja menyadari ucapannya yang salah. Bisa jadi juga ia sedang sibuk merangkai kata untuk terus menyudutkan Hanan. Tidak tahu saja, Naufal selalu pandai bersilat lidah. Bahkan kemampuan bicaranya melebih Hanan, yang seorang perempuan.

"Selamat malam." Pada akhirnya Hanan menutup pembicaraan untuk malam ini. Ia bergegas masuk ke dalam ruang sholat. Bahkan saat terlihat sedikit kesusahan mengangkat kasur, Naufal sama sekali tidak menawarkan bantuan pada Hanan. Ah, sudahlah, Hanan bukan perempuan manja, Ia sudah terbiasa serba mandiri. Kenapa harus berharap bantuan pada Naufal?

Hanan membaringkan tubuhnya, menatap langit-langit kamar. Ada sesal yang semakin mendalam, ketika mengingat semua hal yang sudah terjadi. Ingin rasanya kembali pada masa di mana ia masih bisa tertawa bebas dan tidak ada hak orang lain mengekang hidupnya. Ya, meskipun ia tidak punya rumah untuk pulang dan mengadu. Orang bilang, rumah oran
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status