Liong Yun bergerak cepat kembali ke gunung awan emas. Ia berharap bisa mendapatkan petunjuk lain tentang penyelenggara kompetisi, Lin Yu Long. "Ternyata benar orang yang mengaku Lin Yu Long itu sudah tidak berada di tempat lagi. Sepertinya mereka sudah melarikan diri karena merasa kedok mereka sudah diketahui oleh orang-orang dunia persilatan,” gumam Liong Yun. Karena merasa tidak ada lagi yang bisa ia lakukan di tempat itu, Liong Yun pun meninggalkan bukit awan emas. Ia berniat untuk kembali melakukan pencarian orang-orang yang sudah membantai keluarganya. Orang yang menjadi petunjuk besar tentang siapa saja yang terlibat adalah Patriark Ma. Karena informasi yang ia ketahui tentang siapa saja yang terlibat dalam pembantaian keluarganya itu terbatas, dan Patriark Ma lah yang mengetahui semuanya. Seketika Liong Yun teringat Yuan Chao yang selalu menyertainya. Saat itu ada keinginan untuk mencari pengawal pribadinya itu. Namun ketika mengingat bahwa peranan Yuan Chao di Sekte Binta
“Nama Sekte Trisula Hitam tidak terlalu mentereng di dunia persilatan ini. Orang-orang yang ada di sana pun aku tidak tahu persis kehebatannya, apa memang berisi atau hanya tong kosong nyaring bunyinya. Apapun itu sedikitpun aku tidak takut. Bukan aku yang mengganggu kesenanganmu, tapi kedatanganmu lah yang membuat giliranku mendapat layanan bergeser,” ucap lelaki tua yang ternyata seorang tokoh kenamaan bergelar Tongkat Penghancur Gunung. Orang ini tidak jelas berada di pihak mana. Entah ia berada di aliran hitam ataupun aliran putih tidak ada yang mengetahuinya dan tidak ada yang memperdulikan. Sepak terjangnya yang mau menang sendiri membuat orang-orang aliran hitam ataupun putih memilih untuk menghindari. Dikarenakan adatnya yang buruk itulah, ia jarang memiliki teman di dunia persilatan. Bisa dikatakan ia memang tidak memilikinya karena tidak ada satu orang pun yang mau bergabung dengan nya walaupun mengenali bahwa orang tua itu merupakan salah satu tokoh sakti di dunia pers
Tubuh Juan Oek terpental. Bukannya berhasil melukai lawannya malah ia sendiri yang terpental lalu dihempaskan ke tanah. Sementara pedang yang akan digunakannya untuk menebas leher tombak penghancur gunung patah hancur berkeping-keping. Tiba-tiba saja sebuah kekuatan misterius menyelimuti tempat pertarungan. Tanah bergetar, seolah turut merasakan kekuatan misterius yang datang. Kekuatan itu berupa bayangan yang mengacaukan serangan Juan Oek. Juan Oek terhempas dengan keras ke belakang, terpental jauh dan tak berdaya. Tatapannya memandang heran ke arah Tombak Penghancur Gunung yang tak tergoyahkan, lalu pandangannya memudar. Ia tidak dapat mengerti apa yang sedang terjadi.Kejadian itu sangat cepat. Saat-saat genting dalam hitungan detik kematian akan menjemput tombak penghancur gunung bayangan misterius melesat di antara kegelapan malam. Bayangan yang berkilauan oleh cahaya putih terang, memancarkan aura kekuatan yang menakjubkan. Juan Oek mencoba bangkit. Betapa terkejutnya ia ket
“Sekarang bersiaplah untuk bertemu kematian,” ucap Juan Oek kepada Lu Jiau si Tombak Penghancur Gunung.Kedua pendekar itu saling berhadapan di tengah hutan, mata mereka memandang tajam satu sama lain, dan aura kekuatan mereka terasa begitu mendalam. Pendekar Pedang Perak, Juan Oek, melambangkan ketenangan dan kematangan dalam gerakannya. Sementara Pendekar Tombak Penghancur Gunung, Lu Jiau, memancarkan kemarahan dan kecepatan yang luar biasa.Pertarungan dimulai dengan serangan kilat dari Lu Jiau, yang mengayunkan tombaknya dengan cepat. Namun, Pendekar Pedang Perak dengan mudah menghindari serangan tersebut dan memberikan serangan balasan, Pelindung Utara Sekte Trisula Hitam itu mulai bergerak dengan sangat lincah. Namanya yang disebut sebagai Pendekar Pedang Perak itu merupakan perlambang bahwa ia merupakan seorang ahli pedang tingkat tinggi. Dan terbukti ketika ia sudah menggunakan pedang itu, Tombak Penghancur Gunung dibuat kelabakan mendapat serangan beruntun Juan Oek itu. Peda
Liong Yun menatap Juan Oek dengan serius dan berbicara dengan tegas, "Aku akan memberimu kesempatan untuk hidup, tapi jangan sekali-kali berusaha menipuku Aku akan selalu memantau gerak-gerikmu. Apabila kelak aku mengetahui kau hanya menipu untuk mencari selamat, maka sekalipun kau bersembunyi di lubang semut, aku akan menemukanmu!" Juan Oek tersenyum dan menjawab, "Tentu saja, aku tidak akan menyia-nyiakan kesempatan yang kau berikan. Kau boleh menghabisiku kalau memang aku menipumu." Keduanya pun kemudian berpisah melanjutkan rencana mereka masing-masing. Juan Oek juga berjanji akan bertemu lagi dengan Liong Yun satu pekan mendatang untuk memberikan informasi mendalam tentang sekte Trisula Hitam yang saat ini ia ikuti. Liong Yun memutuskan untuk mengurungkan niatnya menuju markas besar perkumpulan Trisula Hitam. Ia akan menunggu kabar dari Juan Oek yang akan membawa berita tentang perkumpulan tersebut. Pemuda itu memutuskan untuk kembali ke rumah tempat ia dilahirkan dulu untuk m
"Apabila benar orang ini adalah kakek dari Yu Liang, maka urusan sedikit runyam. Orang ini kemampuannya tidak berada di bawahku. Ditambah Ketua Sekte Bintang Api itu, tentu aku bukan lawannya. Kecuali aku menggunakan pil pemberian pemimpin, baru bisa mengalahkan keduanya.” Ketua Perguruan Merpati Perak terlihat mulai gentar dengan ucapan Raja Harimau Hitam. Saat ini memang pihaknya memiliki banyak orang, namun rata-rata kekuatan mereka berada di bawah dua orang tokoh yang melindungi keluarga Yu Liang itu. Bila terjadi bentrokan besar kedua belah pihak maka pihak keluarga Yu lah yang akan menang. Di sisi lain tidak mungkin bagi Ketua Perguruan Merpati Perak mengurungkan diri untuk melakukan serangan. Apabila rahasia yang dibawa oleh keluarga Yu sampai ke tangan orang lain maka Perguruan Merpati Perak akan mendapatkan ancaman besar. Bisa saja mereka dibasmi sampai ke akar-akarnya karena tidak bisa menjaga rahasia. “Anak-anak habisi mereka jangan sisakan satupun!” Pada akhirnya Ke
"Rupanya kau sudah berada di tempat ini anak muda! Kedatanganmu benar-benar di waktu yang tepat. Sedikit saja kau terlambat, mungkin kami sudah menjadi mayat. Kalau begitu kami Serahkan semuanya kepadamu!" ucap Ketua Sekte Bintang Api setelah mengetahui yang muncul ternyata adalah Liong Yun. Liong Yun tersenyum dengan matanya yang terpejam. Kemudian ia membalikkan badannya kepada Ketua Perguruan Merpati Perak itu. Tiba-tiba saja wajah pemuda itu berubah menjadi sangat dingin. Hal itu membuat nyali Ketua Sekte Merpati Perak itu menjadi ciut.Ketakutanan itu menjadi semakin bertambah setelah ia mengetahui dari Ketua Sekte Bintang Api bahwa pemuda yang tadi menghalangi serangannya adalah Liong Yun atau si Pendekar Bayangan Maut. Tentu ia tidak heran mengapa pemuda itu bisa menahan serangannya. Apalagi Liong Yun memang termasuk orang yang ditakuti oleh pemimpinnya saat ini."Aku akan melepaskanmu dan mungkin hanya membuntungi sebelah tanganmu apabila kau bersedia mengatakan rahasia yang
Bab 70. Pagi itu, Liong Yun berada di perbatasan Negeri Timur dan barat. Tepatnya ia berada di kota Xianglan. Pemuda itu berencana singgah di rumah makan untuk mengganjal perutnya yang sudah hampir tiga hari hanya memakan buah-buahan di hutan selama dalam perjalanan. Memang beberapa waktu ini ia hanya melakukan perjalanan dengan berjalan kaki tanpa menggunakan ilmu meringankan tubuh. Sehingga perjalanannya lebih lambat dari biasanya.Tepat akan memasuki pintu gerbang kota Xianglan, terlihat beberapa orang yang tampaknya berasal dari dunia persilatan sedang mengerubungi sesuatu. Liong Yun pun menjadi penasaran dan mendekatinya. Ternyata mereka sedang melihat sebuah pengumuman yang dipasang mengatasnamakan ketua dunia persilatan saat ini.“Diundang kepada seluruh insan dunia persilatan baik dari aliran hitam maupun aliran putih berhadir di Puncak Bukit Awan Dewa untuk menghadiri pemilihan ketua dunia persilatan.” isi pengumuman itu. “Dua pekan lagi pertemuan besar ini dilaksanakan. K