Share

Maba

“Belepotan,” katanya.

Aku meliriknya tajam. Menangkis segera tangannya yang tadi sempat bertengger di sudut bibirku yang masih perawan tinting ini.

Sembilan belas tahun, aku mempertahankan sentuhan-sentuhan dari lawan jenis. Datang om-om ini malah main pegang-pegang seenaknya!

“Saya bisa bersihin sendiri. Yuk ah katanya mau anterin saya ke kampus.”

Aiman melihatiku bingung. Tapi kemudian ia mengakhirinya dengan mengangguk-anggukan kepalanya seperti ayam.

“Ya udah sana ganti baju.”

Akupun membawa Gala serta untuk mengganti pakaiannya juga. Sedangkan Aiman menunggu di ruang tengah untuk menghabiskan es krimnya.

Selesai berganti pakaian, kami berangkat menuju kampus ternamaan Indonesia ini. Kampus yang bisa dituju dengan krl ini, memiliki fakultas yang begitu lengkap dan ternama. Sebagai anak kampung tentu saja aku bangga bisa masuk ke sini. Maka sudah kucatat dalam planning masa depan, bahwa aku harus bisa lulus dari sini walaupun sudah menikah. Empat tahun akan kuusahakan bisa selesa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status