Share

Mengadu

Setelah tertidur beberapa jam, tubuhku sudah kembali fit. Sekitar pukul tiga pagi, aku terbangun dan bergegas mandi untuk melaksanakan salat malam. Sementara kubiarkan Zainab tetap tertidur. Wajah polosnya masih sama. Hanya saja ada satu bekas luka di pelipis kanannya yang terlihat jika sedang tidak mengenakan jilbab. Mungkin itu luka bekas kecelakaan tempo hari.

Ungkapan syukur terus kuserukan karena Zainab sudah kembali dalam keadaan baik-baik saja. Namun, belum lama selesai salat, terdengar isakan dari perempuan di atas tempat tidur. Seketika, aku menoleh. Ternyata, Zainab sudah bangun dan dia menangis.

Aku bangkit dari duduk dan menghampirinya. "Kenapa nangis? Maaf untuk tadi malam! Aku khilaf," ucapku sambil membelai rambutnya.

"Om jahat sama Nisa. Om udah punya istri dan anak, kenapa harus menikahi Nisa lagi? Om kasih uang berapa buat Ayah? Kenapa Ayah langsung setuju Om nikahin Nisa?"

Zainab duduk sambil memeluk lututnya. Mulutnya mengerucut disertai suara merajuk yang mala
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status