Pertemuan dengan Jasmine hari ini membuatnya terjerat lagi oleh pesona wanita itu. Kemal kehilangan konsentrasinya dalam bekerja.
Mungkin itu yang membuatnya sulit move on selama ini.Bayangkan, 7 tahun kehilangan Jasmine, membuatnya tak lagi memiliki keinginan merasakan romansa dengan wanita manapun.Ya walau sejujurnya, selayaknya pria dewasa pada umumnya, Kemal pun kadang merasa tersiksa akan kebutuhannya yang satu itu.Namun, masih dapat ia alihkan dengan kegiatan lain. Kerja, kerja, dan olah raga. Berkumpul dengan keponakannya, dan banyak kegiatan lain untuk mengalihkan pikirannya.Dan, Tuhan pun menganugerahi kaum Adam dengan mimpi istimewa yang dapat membantu mereka menyelesaikan hormon biologisnya.Mehmet, salah satu temannya dari Istanbul dan Jodi teman di Jakarta pernah menyarankan untuk mencoba memulai petualangan dengan wanita baru. Tapi, bagi Kemal hidupnya terlalu mahal dan berharga untuk melakukan hal yang menurutnya murahan itu.Bahkan meraka pernah memaksanya dengan sedikit Alkohol dan Aphrodisiac. Brengsek memang teman-temannya itu. Teman macam apa mereka. Menyesatkan.Tapi beruntungnya, ketika reaksi obat itu mulai terasa, Kemal sudah berada di unitnya di daerah Menteng, Jakarta.Aman.Lamunan Kemal akan perjalanan pernikahannya dengan Jasmine buyar ketika mendengar suara pintu ditekuk.“Masuk!”“Maaf Tuan, ada Mas Jiwa datang, ingin bertemu langsung dengan Tuan” kata Roni, salah satu staff dibawah Heru.“Oke” jawabku singkat.Orang suruhan Heru itu masuk, Ia duduk di single sofa yang ada di ruang kerja itu.“Tuan Kemal, ini laporan aktivitas harian dari Nona Jasmine. Saya bisa saja mengirimkannya melalui email Anda, namun ada hal yang saya rasa lebih baik disampaikan langsung dengan Anda” terangnya.“It's ok, apa yang ingin kamu sampaikan?” tanyaku langsung.“Foto-foto Nona Jasmine sudah pula saya kirim melalui email, namun apakah Tuan akan tetap melanjutkan investigasi ini?” tanya Jiwa membuat kemal mengernyitkan dahi.“Kenapa? Ada yang salah? Memang kenapa kalau saya masih menginginkan informasi detail mengenai dia?” Kemal masih belum paham maksud Jiwa.“Sebelumnya maafkan saya, berdasarkan hasil investigasi dan pengumpulan informasi, Nona Jasmine dilindungi oleh orang kuat. Siapa? Saya masih mencari tahu. Datanya mengenai akte lahir anaknya pun tak bisa saya retas.” Ujar Jiwa sedikit hati-hati karena ini juga menyangkut karirnya sebagai detektif berpengalaman."Jasmine dilindungi seseorang? siapa? kenapa informasi dirinya dan anak itu diproteksi?" gumam kemal.“Dugaan saya , mungkin itu adalah suaminya. Orang yang mempunyai pengaruh besar. Jika Suaminya tahu bahwa ada yang sedang mengikuti istrinya, mungkin ada resiko bagi Anda. Mengingat keamanan informasi data pribadi pada sistem yang tak dapat saya retas. Mereka menggunakan Syntax yang rumit." katanya sambil menggaruk sudut alis sebelah kanan dengan jari tengahnya.“Tapi saya sudah meminta bantuan ahli IT, teman dekat saya untuk membantu memecahkan permasalah pada sistem data ini.”Apa ini? kenapa mereka malah pesimis?Emosi Kemal hampir tersulut, karena ketidakbecusan mereka. Ia berpikir sejenak apakah harus membuka fakta pernikahannya?Tidak. Kemal tak boleh kehilangan Jasmine lagi. Kalau perlu dia akan menambah bahkan membentuk Tim, untuk mencari dan mengawasi Jasmine.Berlebihan tidak ya?Ah, rasanya tidak. Semua orang yang sedang mencinta pasti akan melakukan hal-hal gila kan?!.“Dia Istriku.” Dengan nada penuh tekanan Kemal menyampaikan pada lelaki yang duduk berhadapan dengannya. “Tidak boleh ada yang mengambilnya dariku. Siapapun orangnya. Mau sehebat apapun, mau seberpengaruh apapun, akan ku hadapi.” tambahnya lagi.Jiwa sedikit kaget dengan pengakuan Kemal."Jasmine itu masih istriku. Ya, aku belum pernah mengucap talak." Desis Kemal.Tapi ada pertanyaan yang mengganjal, apakah pernikahannya masih sah? ia tak begitu paham banyak soal aturan agama.“Maafkan atas kelancangan saya Tuan” ucap Jiwa sambil menunduk. Kemudian berkata,“Baik saya akan lanjutkan dan lebih detail lagi dalam mendapat dan mengolah informasi.”“Bagus. Saya ingin tau siapa dia. Satu hal yang harus kamu jaga. Privasi saya. Jangan sampai ada yang tau aktivitas ini, termasuk keluarga saya, mengerti?!”“Baik, dimengerti Tuan.”Jiwa pun pamit dari hadapan Kemal."Semoga kedatangan orang itu kesini tak diketahui oleh Baba dan Mama." ucapnya pada diri sendiri. Baba adalah panggilan untuk ayah dalam bahasa Turkiye.Siapa pria dibalik Jasmine? Kemarin ia tak melihatnya. Tapi, kenapa Jasmine malah tinggal di rumah sederhana? Jika pria itu orang berpengaruh, kan harusnya Jasmine dan anak itu ikut tinggal dengannya, ya minimal pasti rumahnya itu selayaknya mansion pada umumnya.Anak itu.. apa dia anak pria itu?Begitu banyak pertanyaan muncul di kepalanya.Bukan hanya sakit kepala, Kemal juga merasa sakit hati membayangkan Jasmine dengan lelaki lain."Beraninya dia menyingkirkan aku dari hati dan hidupnya?" Kemal mengepalkan tangannya.***Keesokan harinyaKemal di hubungi oleh Jiwa, ia mengatakan kalau Jasmine sedang mencari pekerjaan, Jasmine menggunakan background pendidikan dan pengalamannya untuk melamar pekerjaan.Jasmine butuh pekerjaan? untuk apa?Tanya Kemal dalam benaknya.Kemudian Jiwa menjelaskan alasan Jasmine mencari pekerjaan. Ketika tahu apa yang mendasarinya, tangannya mengepal kuat, darahnya terasa mendidih, amarah keluar begitu saja. Kemal menggebrak Meja.Brengsek!!Bersambung..Brengsek!!"Berani-beraninya mereka bermain curang bahkan hampir menjual Jasmine kepada tamu travel agen itu? aku harus bikin perhitungan!"Setelah selesai dengan laporannya, Jiwa menutup telepon. Kemal pun diam sejenak, berpikir.Ayo Kemal berpikir!Saat melihat Heru, saat itulah ide baru muncul.“Heru, kantor di Surabaya formasi sudah lengkap?”“Almost done sir” (hampir selesai pak) jawabnya singkat“Jasmine sedang mencari pekerjaan. Bisa kamu atur buat sebuah panggilan kerja untuknya. untuk kantor kita di Surabaya.”Benar. Itu ide bagus, Kemal akan berkantor sementara di Surabaya. Heru terlihat berpikir. Mungkin sedang mengingat posisi apa yang tersedia.“Baik. Akan dilaksanakan.” ucapnya. Kemudian ia bertanya lagi “her background sir?” sambil mengecek Tablet hitam ditangannya.Yang dimaksud Heru adalah latar belakang pendidikan dan pengalaman kerja Jasmine.“Supervisor Divisi Perencanaan dan Pengembangan Produksi, Sarjana Ekonomi, Cumlaude” terang nya pada Heru.Heru terlihat mem
Malam harinya, Jasmine kembali membuka kolom iklan lowongan yang ia tandai dengan stabilo. Ia baca dengan teliti, dan bergumamwah cocok nih, untuk posisi ini biasanya gajinya lumayan. ini kan perusahaan besar.Dengan mata berbinar ia menyiapkan dokumen yang dibutuhkan.Ia pun mencocokkan informasi yang ia dapat dari salah satu penghuni rumah di blok belakang, kalau ada lowongan di perusahaan pengembang itu, dan benar kontak dan alamat email yang diberikan sama dengan yang ada di surat kabar. Jasmine pun langsung mengirim datanya melalui email pribadinya. Dan juga akan mengirim dokumen melalui pos.Kemudian bunyi notifikasi dari aplikasi pesan berwarna hijau neon yang diberi nama Whatslap itu, menampilkan banyak pesan masuk.Jasmine mengerutkan alisnya, membaca nomer asing yang tidak terdapat pada kontak di ponselnya.+852?? Nomor Hongkong? siapa ya?+852xxxxHai Melati.. Jasmine, kamu baik-baik saja?Kamu sedang apa? kenapa lama sekali tak membalas pesanku? Bunga Melatiku, kalau
Tugas Zacky sudah selesai di Hongkong. Bisnis yang bekerjasama dengan perusahaan penerbangan Hongkong sudah berjalan dengan baik. Zacky ingin ke Indonesia untuk sementara waktu. Tentu saja, misinya adalah mendampingi Jasmine dan Zico. Ia telah sangat merindukan anak itu. Tak berjumpa hampir 3 tahun, membuat ia menahan rindu segunung. Untuk ibunya atau anaknya ya. Ia pun bingung sendiri dengan perasaannya.“Tuan, pesawat sudah siap dan telah mendapat persetujuan lepas landas.” Ucap seorang asisten Zacky yang bernama Amir.Zacky menoleh sedikit dan mengangguk, sambil bergumam “Bismillah”. Ada harapan besar dibalik ucapan basmalah nya. Bismillah untuk keselamatan perjalanannya, Bismillah untuk langkahnya mengejar wanita impiannya, dan Bismillah agar apa yang dia harapkan dapat terlaksana sesuai rencana dan rancangannya.***Pagi ini Jasmine dan mbak Murni telah disibukkan dengan kegiatan menyiapkan sarapan, persiapan Jasmine ke Surabaya, dan perbekalan sekolah Zico yang masih duduk d
Lift sampai di lantai 20, dentingannya menyadarkan Jasmine agar bersiap melangkah, menyudahi doa-doanya dalam hati, selama menuju lantai tersebut.Menuju resepsionis lantai ini, Jasmine bersama beberapa orang yang akan tes diarahkan menuju ke suatu ruangan besar, mereka dipersilakan menunggu giliran untuk dipanggil di sana. Setelah masuk ruang tes, kemudian mereka diberikan lembar isian psikotest tahap awal yang harus mereka kerjakan dan dikumpulkan dalam waktu 60 menit.Salah satu pengawas yang berada diluar ruangan memperhatikan Jasmine. Oh ini dia yang kemarin dibicarakan pak Andre. Katanya dalam hati. Kemudian memberikan tanda berupa note pada lembar absensi karyawan baru. Lalu tersenyum sinis. Tak ada yang melihatnya.Setelah menyelesaikan psikotest nya, Jasmine memberikan lembarnya pada pengawas. Kemudian diminta duduk kembali. Tiba saatnya pemanggilan peserta tes berdasarkan urutan nama. Jasmine melihat satu-satu dari mereka keluar. Sekarang giliran namanya dipanggil. “Bi
Setelah menerima hasil tes, Jasmine diarahkan untuk bertemu dengan Andre, Manager Personalia.Wanita itu tak mengetahui kalau ia diperlakukan istimewa dalam tes kerja ini.“Selamat bergabung Nona Jasmine. Saya harap kita dapat bekerjasama, dan Anda dapat mendedikasikan pengalaman dan kemampuan Anda dengan baik.” ucapnya sambil menjabat tangan Jasmine. “Terimakasih pak Andre.” Jasmine menjawab dengan senyum manisnya.Kemudian mereka membicarakan mengenai jumlah gaji yang akan didapat dan fasilitas yang diperoleh. Jasmine sepakat dengan jumlah gaji 12,5 juta ditambah fasilitas kesehatan dan transport. Bagi Jasmine itu sudah lebih dari cukup. Jumlah tersebut lebih besar dari penghasilannya di tempat kerja sebelumnya. "Alhamdulillah ya Allah, aku bisa bernapas lega dengan gaji sebesar itu." Jasmine berucap syukur dalam hati.Namun satu hal yang ia lupakan, karena terlalu senang dengan yang ia dapat, ia lupa memikirkan bagaimana caranya tiap hari harus pulang pergi Malang-Surabaya. Bag
Jasmine yang telah sampai di stasiun, duduk di kursi tunggu peron 2, ia menunggu keretanya datang untuk membawanya pulang, sudah tak sabar rasanya ingin bertemu dengan anaknya. Ingin menceritakan bahwa ia akan bekerja di tempat baru yang keren, dan mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik.Lagi, jika mengingat anaknya senyum simpul terbit dari bibirnya. Ia pun menaiki gerbong 3, seperti tadi pagi, ia memilih duduk di dekat jendela. Pintu kereta pun tertutup, dan pengumuman dari pengeras suara terdengar. Tanda kereta jurusan kota Malang akan segera berangkat. Jasmine kemudian memasang headset dan mendengar musik sambil melihat rintik hujan yang membasahi jendela. Terasa syahdu perjalanan kali ini. Kilas balik pertemuannya dengan Kemal, berputar lagi dipikirannya. Ada rasa hangat serta gelisah di hatinya ketika mengingat pria yang dulu pernah berbagi hidup dengannya. Seolah juga dapat merasakan bisikan hati Kemal, Jasmine merasa ada rasa tenang entah apa, ia hanya yakin sem
“Itu.. aku.. ingin saja. Kangen bekerja dengan suasana perkantoran. Itu keren bukan?” ucap Jasmine, tidak menyebutkan alasan sebenarnya.Ia yakin 100 persen jika Zacky tau, pria itu akan murka dan mengacak-ngacak travel agen itu. Selain karena faktor lingkungan kerja, Jasmine pun sebenarnya ingin mencari penghasilan yang lebih besar. Tak Zico pasti akan membutuhkan banyak biaya kedepannya. Tapi ia tidak mau lagi berbagi kesulitannya dengan Zacky. Ia meyakinkan diri harus bisa tanpa bantuannya lagi.“Ya.. itu keren.” Zacky membuka air mineral botol yang ada padanya dan memberikannya pada Jasmine. “Minumlah..” Jasmine menerima air mineral botol itu dan meminumnya. “Terimakasih..” balasnya.Hal kecil yang biasa Zacky lakukan untuknya kadang membuat Jasmine tak dapat lepas darinya.Maafkan aku sedikit terlambat Jasmine. Aku tau bukan itu alasanmu, jauh-jauh bekerja ke sana. Aku merasa bodoh tak memprediksi ini. Aku minta maaf. Ucap Zacky dalam hatinya.Pria itu rupanya tahu alasan kenap
Ucapan Zico terdengar pilu. Apalagi Jasmine sudah berderai air mata sejak Zico mengenali Zacky sebagai daddy nya.Mbak Murni yang ikut melihat dari depan pintu pun ikut menangis. terharu dengan apa yang ia saksikan. Terharu.Tak ada yang menyangka bahwa Zico memendam kesedihan.Jasmine lupa, anaknya memang membutuhkan sosok ayah dalam perjalanan tumbuh kembangnya. Bahkan ia tak pernah mengetahui jika anaknya suka diejek oleh teman-temannya. Zico tak pernah bercerita soal itu.Zico hanya suka merengek, bertanya kenapa ayahnya tak bersamanya-hanya itu.Seolah terpecut, Jasmine merasa kecolongan dalam hal ini. Ia merasa sudah berusaha maksimal untuk membuat Zico tumbuh bahagia ditengah keterbatasannya.Namun rupanya itu semua tak cukup. Sang anak pasti akan mencari di mana ayahnya.Zacky memeluk Zico dengan pelukan erat, sambil mengelus pelan rambutnya."Tenang sayang, Daddy ada di sini. Tidak boleh ada yang meledek Zico lagi. Nanti daddy marahi teman yang meledek Zico ya. Don't worry.