Malam harinya, Jasmine kembali membuka kolom iklan lowongan yang ia tandai dengan stabilo. Ia baca dengan teliti, dan bergumamwah cocok nih, untuk posisi ini biasanya gajinya lumayan. ini kan perusahaan besar.Dengan mata berbinar ia menyiapkan dokumen yang dibutuhkan.Ia pun mencocokkan informasi yang ia dapat dari salah satu penghuni rumah di blok belakang, kalau ada lowongan di perusahaan pengembang itu, dan benar kontak dan alamat email yang diberikan sama dengan yang ada di surat kabar. Jasmine pun langsung mengirim datanya melalui email pribadinya. Dan juga akan mengirim dokumen melalui pos.Kemudian bunyi notifikasi dari aplikasi pesan berwarna hijau neon yang diberi nama Whatslap itu, menampilkan banyak pesan masuk.Jasmine mengerutkan alisnya, membaca nomer asing yang tidak terdapat pada kontak di ponselnya.+852?? Nomor Hongkong? siapa ya?+852xxxxHai Melati.. Jasmine, kamu baik-baik saja?Kamu sedang apa? kenapa lama sekali tak membalas pesanku? Bunga Melatiku, kalau
Tugas Zacky sudah selesai di Hongkong. Bisnis yang bekerjasama dengan perusahaan penerbangan Hongkong sudah berjalan dengan baik. Zacky ingin ke Indonesia untuk sementara waktu. Tentu saja, misinya adalah mendampingi Jasmine dan Zico. Ia telah sangat merindukan anak itu. Tak berjumpa hampir 3 tahun, membuat ia menahan rindu segunung. Untuk ibunya atau anaknya ya. Ia pun bingung sendiri dengan perasaannya.“Tuan, pesawat sudah siap dan telah mendapat persetujuan lepas landas.” Ucap seorang asisten Zacky yang bernama Amir.Zacky menoleh sedikit dan mengangguk, sambil bergumam “Bismillah”. Ada harapan besar dibalik ucapan basmalah nya. Bismillah untuk keselamatan perjalanannya, Bismillah untuk langkahnya mengejar wanita impiannya, dan Bismillah agar apa yang dia harapkan dapat terlaksana sesuai rencana dan rancangannya.***Pagi ini Jasmine dan mbak Murni telah disibukkan dengan kegiatan menyiapkan sarapan, persiapan Jasmine ke Surabaya, dan perbekalan sekolah Zico yang masih duduk d
Lift sampai di lantai 20, dentingannya menyadarkan Jasmine agar bersiap melangkah, menyudahi doa-doanya dalam hati, selama menuju lantai tersebut.Menuju resepsionis lantai ini, Jasmine bersama beberapa orang yang akan tes diarahkan menuju ke suatu ruangan besar, mereka dipersilakan menunggu giliran untuk dipanggil di sana. Setelah masuk ruang tes, kemudian mereka diberikan lembar isian psikotest tahap awal yang harus mereka kerjakan dan dikumpulkan dalam waktu 60 menit.Salah satu pengawas yang berada diluar ruangan memperhatikan Jasmine. Oh ini dia yang kemarin dibicarakan pak Andre. Katanya dalam hati. Kemudian memberikan tanda berupa note pada lembar absensi karyawan baru. Lalu tersenyum sinis. Tak ada yang melihatnya.Setelah menyelesaikan psikotest nya, Jasmine memberikan lembarnya pada pengawas. Kemudian diminta duduk kembali. Tiba saatnya pemanggilan peserta tes berdasarkan urutan nama. Jasmine melihat satu-satu dari mereka keluar. Sekarang giliran namanya dipanggil. “Bi
Setelah menerima hasil tes, Jasmine diarahkan untuk bertemu dengan Andre, Manager Personalia.Wanita itu tak mengetahui kalau ia diperlakukan istimewa dalam tes kerja ini.“Selamat bergabung Nona Jasmine. Saya harap kita dapat bekerjasama, dan Anda dapat mendedikasikan pengalaman dan kemampuan Anda dengan baik.” ucapnya sambil menjabat tangan Jasmine. “Terimakasih pak Andre.” Jasmine menjawab dengan senyum manisnya.Kemudian mereka membicarakan mengenai jumlah gaji yang akan didapat dan fasilitas yang diperoleh. Jasmine sepakat dengan jumlah gaji 12,5 juta ditambah fasilitas kesehatan dan transport. Bagi Jasmine itu sudah lebih dari cukup. Jumlah tersebut lebih besar dari penghasilannya di tempat kerja sebelumnya. "Alhamdulillah ya Allah, aku bisa bernapas lega dengan gaji sebesar itu." Jasmine berucap syukur dalam hati.Namun satu hal yang ia lupakan, karena terlalu senang dengan yang ia dapat, ia lupa memikirkan bagaimana caranya tiap hari harus pulang pergi Malang-Surabaya. Bag
Jasmine yang telah sampai di stasiun, duduk di kursi tunggu peron 2, ia menunggu keretanya datang untuk membawanya pulang, sudah tak sabar rasanya ingin bertemu dengan anaknya. Ingin menceritakan bahwa ia akan bekerja di tempat baru yang keren, dan mereka akan memiliki kehidupan yang lebih baik.Lagi, jika mengingat anaknya senyum simpul terbit dari bibirnya. Ia pun menaiki gerbong 3, seperti tadi pagi, ia memilih duduk di dekat jendela. Pintu kereta pun tertutup, dan pengumuman dari pengeras suara terdengar. Tanda kereta jurusan kota Malang akan segera berangkat. Jasmine kemudian memasang headset dan mendengar musik sambil melihat rintik hujan yang membasahi jendela. Terasa syahdu perjalanan kali ini. Kilas balik pertemuannya dengan Kemal, berputar lagi dipikirannya. Ada rasa hangat serta gelisah di hatinya ketika mengingat pria yang dulu pernah berbagi hidup dengannya. Seolah juga dapat merasakan bisikan hati Kemal, Jasmine merasa ada rasa tenang entah apa, ia hanya yakin sem
“Itu.. aku.. ingin saja. Kangen bekerja dengan suasana perkantoran. Itu keren bukan?” ucap Jasmine, tidak menyebutkan alasan sebenarnya.Ia yakin 100 persen jika Zacky tau, pria itu akan murka dan mengacak-ngacak travel agen itu. Selain karena faktor lingkungan kerja, Jasmine pun sebenarnya ingin mencari penghasilan yang lebih besar. Tak Zico pasti akan membutuhkan banyak biaya kedepannya. Tapi ia tidak mau lagi berbagi kesulitannya dengan Zacky. Ia meyakinkan diri harus bisa tanpa bantuannya lagi.“Ya.. itu keren.” Zacky membuka air mineral botol yang ada padanya dan memberikannya pada Jasmine. “Minumlah..” Jasmine menerima air mineral botol itu dan meminumnya. “Terimakasih..” balasnya.Hal kecil yang biasa Zacky lakukan untuknya kadang membuat Jasmine tak dapat lepas darinya.Maafkan aku sedikit terlambat Jasmine. Aku tau bukan itu alasanmu, jauh-jauh bekerja ke sana. Aku merasa bodoh tak memprediksi ini. Aku minta maaf. Ucap Zacky dalam hatinya.Pria itu rupanya tahu alasan kenap
Ucapan Zico terdengar pilu. Apalagi Jasmine sudah berderai air mata sejak Zico mengenali Zacky sebagai daddy nya.Mbak Murni yang ikut melihat dari depan pintu pun ikut menangis. terharu dengan apa yang ia saksikan. Terharu.Tak ada yang menyangka bahwa Zico memendam kesedihan.Jasmine lupa, anaknya memang membutuhkan sosok ayah dalam perjalanan tumbuh kembangnya. Bahkan ia tak pernah mengetahui jika anaknya suka diejek oleh teman-temannya. Zico tak pernah bercerita soal itu.Zico hanya suka merengek, bertanya kenapa ayahnya tak bersamanya-hanya itu.Seolah terpecut, Jasmine merasa kecolongan dalam hal ini. Ia merasa sudah berusaha maksimal untuk membuat Zico tumbuh bahagia ditengah keterbatasannya.Namun rupanya itu semua tak cukup. Sang anak pasti akan mencari di mana ayahnya.Zacky memeluk Zico dengan pelukan erat, sambil mengelus pelan rambutnya."Tenang sayang, Daddy ada di sini. Tidak boleh ada yang meledek Zico lagi. Nanti daddy marahi teman yang meledek Zico ya. Don't worry.
Dua orang dewasa yang mencoba berkompromi dengan keadaan. Mereka saling dukung satu sama lain, berusaha bersahabat meski sulit.Karena pada akhirnya, persahabatan antara dua orang dewasa berbeda jenis tidak akah pernah berhasil. Salah satu pihak pasti akan memendam perasaan yang tak bisa digapainya. Walau ada juga yang berakhir bahagia menjadi pasangan yang sempurna, tapi tidak semua memiliki keberuntungan yang sama.Jasmine sadar, Zacky memiliki perasaan cinta kepadanya. Cinta yang tak bersyarat hanya untuknya. Tapi jauh di lubuk hatinya, masih tersimpan sebuah nama yang tak bisa terganti. Dialah Kemal Halil Ozdemir, pria yang tela memberinya seorang putra tampan dan cerdas. Jasmine pun sadar ia tak bisa terus menerus hidup dalam bayang-bayang Kemal, sekuat mungkin ia menyingkirkan Kemal dari dalam pikirannya dengan sejuta kebaikan yang Zacky berikan padanya, namun tetap saja tak berhasil. Pria itu masih kuat tertanam dalam hatinya.Iya, mungkin karena Kemal memberikan Zico sebagai k