Share

Bab 218: Utang Piutang

Bab 218: Utang Piutang

**

Aku sampai di rumah dengan tetap membawa berjuta-juta perasaan yang aneh. Sensasinya sekarang seperti orang yang membaca novel.., oh, bagian yang itu sudah tadi.

Aku uring-uringan tanpa tahu harus bagaimana. Keinginanku semula dengan mencoba melupakan kegundahan ini dengan nongkrong di warung kopi Bang Fahmi pun, hanya sampai di ujung teras rumahku.

Karena sebentar kemudian aku kembali memasuki rumah dan duduk di kursi ruang tamu. Aku mengusap-usap wajah dan memandang kosong pada sebuah bidang yang ada di antara empat sudut meja tamu di depanku.

Tidak ada, memang tidak ada apa-apa selain taplak meja yang terbuat dari kain sulaman bergambar sebuah taman yang indah.  

Berusaha mencairkan kebekuan yang ada di dalam hatiku ini, aku pun bangkit dan melangkah menuju dapur. Aku menyalakan kompor dan menjerang air.

Aku akan membuat kopi, dan malam ini aku ngopinya di rumahku sendiri saja. Sembari berharap b

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status