Share

03. Kantin

Ternyata banyak hal baru yang Starla temukan di sekolah barunya. Khususnya lagi suasana kantin yang begitu berisik dan sumpek hampir membuat Starla shock. Suara percakapan dimana-mana dengan bangku yang hampir penuh di sudut-sudut ruangan. Starla berjalan hati-hati dengan nampan berisi es teh dan sepiring siomay.

Sebisa mungkin menghindari benturan dengan siswa lain yang berjalan seenaknya. Bola mata Starla berbinar saat melihat gerombolan teman cewek sekelasnya tengah duduk di sebuah bangku yang melingkar.

"Hai!! Kita sekelas di IPS 3. Aku Starla, boleh ikutan duduk di sini? Kebetulan bangku yang lain udah penuh," ujar Starla seceria mungkin.

"Oh sorry di sini udah penuh lo cari yang lain aja," jawab salah satu dari enam orang yang duduk di sana dengan nada meremehkan.

Starla melirik pada tempat kosong yang masih muat untuk sekitar dua orang. "Tapi-"

"Kaki gue kram gara-gara upacara tadi." Seorang cewe berambut sebahu menaikkan kedua kakinya menjadi selonjor di antara tempat yang tersisa. "Gak ada tempat lagi, kan?"

Lima orang sisanya tertawa seolah melihat pertunjukan lucu. Starla tersenyum canggung lalu membawa badannya pergi dari sana. Matanya menyorot sedih pada siomay yang ia pesan dan es yang teh nya sudah mulai mencair.

"Gak apa-apa Starla! Ayo cari tempat duduk lain!" ucapnya menyemangati diri sendiri.

Starla berusaha mndapatkan teman dan membaurkan diri sebaik mungkin. Starla tak ingin membuat musuh dan membuat orang membenci dirinya seperti dulu. Padahal Starla tidak berbuat salah dan hal aneh sampai mereka menjuh di hari pertamabertemu seperti ini. Apa yang salah dengannya? Starla tak paham jika seseorang tak memberi tahu dimana letak kesalahanya.

* * *

Skala turun dari motor yang langsung mendapat sambutan meriah dari teman-teman sekolahnya. Sebagian dari mereka adalah teman SMP-nya dulu jadi mereka sudah sangat akrab.

"Gimana, La? Jadi masuk basket kan, lo?" Davin merangkul pundak Skala.

"Liat nanti," jawab Skala singkat.

"Basket ajalah bro, lumayan bakat lo kalau gak di terusin. Bang Fariz juga udah nanyain ke gue lo masuk apa kagak ayolahhhh!" bujuk Davin sambil mengencangkan lilitan tangannya di leher Skala.

Teman-teman yang lain tertawa dan berusaha membujuk Skala. Sayang sekalu jika orang seberbakat Skala memganggur begitu saja.

"Eh lagian lo gak mau apa punya banyak fans? Tuh ciwi-ciwi ngeliat ketek lo aja udah seneng pasti."

"Jorok lo." Skala melepas tangan Davin di lehernya dan menatap tajam.

"Haha iya canda coang cuk." Davin menggaruk kepalanya yang tak gatal. Ia lupa bahwa teman yang satunya itu emag agak lain.

"Pokoknya gue tunggu balik sekolah. Ltihan perdana siang ini. Dah gue cabut ke kelas duluan ya prof!" Davin menjambak rambut Skala sebelum berlari.

Skala berdecak membenarkan kembali rambutnya yang berantakan sebelum meneruskan langkah menuju kelas. Ia memilih jurusan IPA di saat semua temannya berbondong-bondong memasuki IPS. Untung saja masa pengenalan lingkungan sekolah di sini sudah di mulai seminggu yang lalu. Sehingga tak menghambat proses belajar sesuai kalender akademik.

Anehnya saat istirahat berlangsung, Skala merasa jantungnya seolah di peras. Perasaan sakit yang tak bisa di deskripsikan itu datang secara tiba-tiba dan membuatnya kebingungan.

"Kenapa lo?" tanya Risna di sebelahnya.

Skala menggeleng pelan, ia pun tak mengerti dengan dirinya sendiri. "Gak ada."

Seberapa besar pun usaha Skala untuk mengabaikan rasa sakitnya itu, anehnya sakit itu tak mau pergi.

Ia berjalan dengan sedikit sempoyongan dengan tangan yang memegang tembok. Keringat dingin mulai bercucuran di pelipisnya. Ia memilih taman belakang yang sepi.

"Gue kenapa sih?" Skala meraba jantungnya yang sakit. Ia berusaha mencengkram pagar besi tua yang sudah usang dengan tubuh yang sudah ambruk di tanah.

Setelah lima menit berlalu, akhirnya Skala bisa bernapas lega saat rasa sakitnya itu perlahan mulai menghilang.

"Apa jangan-jangan terjadi sesuatu sama Starla?" Skala menggeleng kecil. Menjauhkan pemikiran buruknya itu.

Setelah menenangkan diri dan melap keringat dinginnya, Skala berjalan kembali ke kelas seolah-olah tidak terjadi apa-apa.

* * *

Next Part ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status