Share

04. Demo

Lapangan utama di penuhi siswa-siswi yang penasaran dengan penampilan demo ekstrakurikuler. Dari kelas sepuluh hingga kelas dua belas semuanya berkerumun di berbagai tempat teduh untuk menyaksikan pertunjukkan.

Starla berdirii di antara anak-anak kelas lain yang tak di kenalnya. Mulutnya menggembung karena terus memakan ciki yang ia bawa dari rumah. Satu persatau ekskul mulai menunjukkan bakatnya berusaha sebaik mungkin untuk menggaet minat adik kelas baru mereka agar bergabung.

Tak ada yang menyentuk minat Starla sejauh ini. Sebenarnya Starla sedang mencari ekskul yang tidak terlalu aktif asalkan ia punya nilai tambahan saja untuk rapotnya.

Srekkk kraukk kraukk kraukk.

Starla melongo saat melihat makanan di tangannya berpindah tempat. Si pencuri bahkan tidak menunjukkan raut wajah bersalah sama sekali dan malah semakin menikmati makanan curiannya.

"Kamu-!" Starla terkesiap di antara keterkejutannya.

"Napa?" tanya Angkasa dengan watados.

"Gak sopan main ambil  milik orang!" Starla mengambil cikinya galak.

"Oh?"

"Ohhhhhh?!" balas Starla tak percaya. "Bukannya minta maaf malah ohhh?"

Angkasa mnaikkan alisnya santai. "Maaf?"

"Ih!" Starla mendelik kesal karena Angkasa tidak menujukkan raut bersalah sama sekali. "Ngapain kamu di sini?"

Kepala Angakasa menunjuk lapangan di depannya. "Liat promo ekskul."

"Y-ya iya sih kalau itu aku juga tau."

"Ngapain nanya kalau tau?"

"Maksudnya ngapain duduk di sini," tunjuk Starla dengan kesal.

"Lo yang punya sekolah?"

Wajah Starla berubah merah menahan malu. Iya juga ya? Memangnya Starla siapa sampai bisa menanyakan alasan seseorang duduk di tempat umum? Starla membuang wajahnya yang terlanjur menahan malu ke arah samping. Memakan cikinya kembali dengan rakus. Mengabaikan tatapan geli dari Angkasa.

"Nahhh tepuk tangan dulu dong buat penampilan Paskibra tadi. Gimanaa? Gimanaa? Keren kannnnn. Selanjutnya ada penampilan yang gak kalah keren dari ekstrakurikuler teater!!! Yuhuuuu selamat menyaksikan.~"

Tepuk tangan meriah dan suara siulan kencang datang dari berbagai arah. Pandangan Starla turut jatuh mengamatu persiapan dari ekstrakurikuler teater.

Sepanjang acara pertunjukkan beragam reaksi datang dari penonton yang semakin menambah riuh acara. Starla merasa hatinya hidup melihat begitu banyak orang tertawa karena penampilan teater.

Tanpa sadar dirinya sendiri hanyut dalam penampilan itu. Starla mau, dia mau di lihat dengan tatapan seperti itu oleh orang lain. Seolah kehadirannya bisa membawa kebahagiaan meski peran yang di bawa tak nyata.

"Serius banget." Angkasa melirik wajah Starla yang berbinar senang.

Cewek ini memang selalu menampilkan senyumnya sejak di kelas. Tetapi senyum yang saat ini dia buat terasa sangat tulus dan nyata. Memangnya menonton teater semenarik itu?

Mata Angkasa menatap ciki Starla yang menganggur. Dia menarik dengan pelan ciki tersebut dan memakannya sampai habis tak bersisa.

"Wohooo!! Kereennnn!!" Starla berteriak kencang hingga Angkasa berjenggit kaget.

"Kaget gue." Angkasa mengelus dadanya.

"Wahh keren bangett," puji Starla yang masih takjub.

Angkasa mendengkus bersidekap dada. "B aja kali."

Mata Starla melotot kesal mendengar komentar tak menghargai itu. "Matamu B aja."

"Gak bisa menghargai kerja keras orang banget," gerutu Starla.

"Duh berapa duit sih biar gue hargain?" balas Angkasa setengah mengejek. "Cuma nampilin gitu doang hebohnya kaya kedatangan Biden."

"Berisik! Suara kamu namba-nambahin polusi udara tau gak!?" Mulut Starla seperti ikan koi yang kehabisan air.

Angkasa tersenyum kecil melihat Starla yang misuh-misuh di sampingnya. Bibir merah mudanya sedikit maju, di tamba titik-titik keringat di ujung hidungnya menambah kesan manis cewek itu. Jujur pada awalnya Angkasa merasa cewek ini terlalu aneh.

Bibirnya selalu tersenyum sepanjang kelas berlangsung. Padahal sekolah tidak seseru itu, seperti orang yang baru pertama kali melihat dunia luar.

Tetapi nyatanya justru dialah yang lebih aneh. Kenapa juga di harus memperhatikan cewek ini sampai begitu detail?

Merasa tak mungkin bisa mengalahkan cowok di sampingnya Starla memutuskan untuk dia saja yang pergi. Keburu kesabarannya habis. Toh ia sudah tahu akan masuk ekskul apa.

* * *

"Hahaha lucu."

"Apaan deh bawa kaya ginian ke sekolah?"

"Anak mami hahhahah."

"Liat-liat, ads tulisan di belakangnya tuh."

"Apaan? Baca-baca!"

"Bunda surga gimana? Di sana bunda bahagia kan? Di sini aku juga bahagia kok. Alafyu bunda hahahhaa alay banget anjir."

"Hahaha ngakak gue sialan!"

"Nau coba lo foto biar bisa share ke grup angkatan."

"Eh eh orangnya dateng!"

Starla memasang wajah bingung saat beberapa anak cewek berkerumun di dekat bangkunya. Suara tawa mereka kencang sekali sampai terdengar keluar.

"Kalian ngapain?" tanya Starla pelan. "Itu apa yang kamu pegang?"

Next part ...

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status