Share

Bertengkar dengan Mama

"Surat perjanjian?" tanya Bang Wira sambil mengambil surat yang aku sodorkan.

Weni menatapku. Dia terlihat sekali tidak percaya.

"Coba kamu baca, Wen." Bang Wira akhirnya menyerahkan kertas itu setelah membacanya.

"Ada ide apa kamu buat surat itu?"

"Biar saya bisa menepati janji saya sendiri, Bang."

Bang Wira mengangguk-anggukkan kepala. Dia mengerti apa yang barusan aku katakan.

Weni membaca hampir sepuluh menit. Aku menatapnya, berharap tidak ada kesalahan yang ditulis oleh Dino tadi.

"Gimana, Wen?"

"Weni setuju, Bang."

Yes! Aku mengepalkan jemari.

"Kapan sidang kedua kalian?"

"Lusa, Bang." Aku yang menjawab. Weni diam saja, dia saja tadi takut-takut menjawab pertanyaan Bang Wira.

"Temui Abang besok di kantor. Siang hari. Ayo kita pulang, Weni."

Aku melongo mendengarnya. Menemui Bang Wira di kantornya? Dia mau ngapain?

Mau mempermalukanku begitu? Astaga, aku tidak mau kalau begitu.

Namun, saat hendak bicara, Bang Wira sudah keluar dari rumah makan. Aku menepuk dahi. Jangan sampai ap
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status