Share

Dipancing Weni

"Kalau saya diganti orang lain bisa, gak, Pak?"

Entah kenapa, pertanyaan komyol itu keluar dari mulutku.

Bukan hanya bos yang menoleh bingung. Ayna juga, padahal wajahnya tampak senang sekali.

"Lho, kenapa? Justru ini bagus sekali, untuk karir kamu. Kalau kinerja kamu bagus, bulan depan ada kemungkinan naik pangkat."

Aku menggigit bibir. Bukannya tidak senang atau apa.

Pikiranku justru ke Weni sekarang. Sungguh, aku tidak akan bisa pergi sekarang.

Dengan pelan, aku mendorong surat itu.

"Maaf, Pak. Bapak bisa cari orang lain yang lebih baik dari saya."

Bergegas aku pergi dari ruangan itu tapa peduli teriakan dari Ayna.

"Gimana? Kamu ditawarin keluar kota sama Pak bos?" tanya Kak Anton sesaat setelah aku duduk.

"Iya. Gak aku ambil tapi, Kak."

"Eh?" Kak Anton langsung melepaskan tumpukan kertas yang dia pegang. "Serius?"

Aku mengusap wajah. "Mana ada wajahku bohong, Kak."

"Tapi bukannya kamu nunggu momen ini? Kamu selalu pengen dipanggil tugas keluar kota, 'kan?"

"Weni alasannya,
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (1)
goodnovel comment avatar
Rieca Chandra
Mungkinkah ada hubungannya dgn si ayna tuh atasannya?
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status