Share

Kejutan Terburuk

"Hah?! Hamil? Hamil anak siapa?" tanyaku terkejut, sambil melepaskan pelukan Ayna.

Wanita ini. Kenapa dia bisa melakukan hal seperti itu? Padahal dulu, aku mengenalnya lemah lembut. Tidak pernah macam-macam. Lalu sekarang?

Sekarang? Kenapa?

"S—sama laki-laki tadi, Ndre." Isak tangis Ayna pecah. Bisa bahaya.

"Sstt, jangan nangis. Nanti ada yang ngira enggak-enggak lagi."

Ayna tetap menangis. Hampir lima menit aku menunggunya. Mana ponselku sejak tadi berdering terus.

"Aku gak tau harus ngapain, Ndre. Aku bingung."

"Ngapain bingung? Hubungi pria itu, minta tanggung jawab dia. Masa maunya enak aja."

"Gak segampang itu, Ndre. Enggak."

Apanya sih? Aku mengambil paksa ponsel Ayna. Bicara saja sulit sekali.

Dia mau anak itu lahir tanpa papa? Mendingan memaksa, dari pada tidak sama sekali.

Terdengar nada sambung. Aku menyenderkan punggung, menunggu telepon diangkat.

"Ngapain lagi, sih, telepon? Sudah aku bilang, kamu gak usah hubungin aku. Dasar cewek gak berguna."

Aku mengernyit. Kasar
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status