Share

Bab 122. Manja Ternikmat

"Belumlah," jawab Salma.

Fariz tersenyum kemudian ikut mengejar tikus. Sampai tikus tersebut tertangkap dan dibawa keluar oleh maminya.

"Syukur udah keluar." Salma lega.

"Hahaha … penakut!" ejek Fariz.

"Biarin! Khusus tikus, kok. Cap, kita jemput Hunaisa, yuk!" ajak Salma.

"Sebentar,"

Fariz mengambil jaketnya yang sudah disiapkan Salma di ranjang bagian pinggir. Ia pun mengambil bukan untuk dipakai, melainkan untuk istrinya yang terlihat masih merinding dipadukan udara di luar dingin, jadi tidak lain, jaket itu untuk Salma.

"Cama, kalau jaket ini sudah menghangatkanmu, apakah Capa juga masih berarti?" tanya Fariz seraya memakaikan jaket.

"Jaket? Semesta juga tahu, perbedaan jaket dengan Capa. Namun, tidak semua bisa memahami. Aku pun tidak ingin mereka memahamimu. Yang pasti, kau itu sangat Cama cintai. I love you my husband."

"I love you to, Sayang,"

Fariz menatap sang istri. Ia pun meraih pundak istrinya dan memeluknya. Malam itu mereka juga segera menjemput Hunaisa tidur d
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status