Share

Bab 123. Sapi dan Kuda

"Siapa yang jahat? Oh, Daddy gak jahatin Ummah, kok. Aduh, masya Allah perhatiannya putri Ummah ini," ucap Salma.

"Nais, Alhamdulilah kamu perhatian sama Ummah. Kalau Daddy pergi, jagain Ummah ya, Sayang." Fariz mengecup kening Hunaisa.

Salma tiba-tiba kebelet. Ia langsung pergi ke toilet untuk buang air besar. Salma lumayan lama di kamar mandi. Fariz mengajak Hunaisa main, karena belum mau tidur lagi.

Beberapa kali Fariz menoleh ke arah pintu. Tapi, tetap saja pintunya belum juga terbuka. Itu artinya, Salma belum selesai urusannya di kamar mandi.

Hunaisa main sapi-sapian dengan daddynya. Fariz teringat, kata orang itu, mainan anak yang sangat berharga lain dari yang lain itu tubuh orang tuanya.

Sentuhan orang tua untuk anak kecilnya itu merupakan mainan yang begitu indah. Fariz merasakannya sekarang. Ternyata rasanya juga beda.

Fariz membandingkan, dengan rasanya melihat putrinya itu bermain sendiri dengan mainannya, dibanding dengan sekarang dialah yang menjadi tunggangannya, u
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status