Share

Bab 2. Cioy

"Mmm, tahun depan aja, gimana?" tanya Fariz.

"Boleh," jawab Salma.

"Aku kasihan sama kamu kalau sekarang, biar jaraknya lebih lama, kasihan Cimes juga." Fariz membelai rambut panjang istrinya.

"Iya … Cama mengerti, tapi Cama tuh rindu hamil!" Salma menggigit bibirnya.

Fariz melepas ikatan rambut istrinya. Dengan telatennya, Fariz menyisir rambut halus tersebut. Rindu hamil, pernyataan istrinya sangat membuat Fariz kagum. Bukan hanya Salma, Fariz pun sebenarnya juga kangen bisa meraba dari luar calon buah hati yang ada dalam perut istrinya.

"Capa juga rindu," ungkap Fariz.

"Kalau begitu, dipercepat saja!" pinta Salma.

"Aku tidak hanya memperhatikan kesenanganmu, tapi aku juga peduli dengan kesehatanmu, serta kebaikan yang menyertai." Fariz berusaha memberi pengertian.

"Sebenarnya sudah jauh jaraknya, satu setengah tahun, loh. Itu nanti jarak dengan lahir udah dua tahun lebih." Salma masih tetap mencoba menawar.

Sama seperti dulu. Salma itu orangnya tetap saja ingin menang, tida
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status