Share

Bab 75. Hunaisa Aina Zaylin

"Boleh, tapi kan gak ada boxnya, kasihan kalau kena tendangan kita, gimana?" ucap Salma.

"Siapa bilang tidak ada? Capa udah nyiapin kok, sudah ada di kamar sebelah," jawab Fariz.

"Waaw, ya udah karena anak-anak juga sudah tidur, kita kembali ke rumah. Capa bisa gak gending bayi?" tanya Salma.

"Eh, kalau sambil berjalan Capa belum lancar, hehe …"

"Hahaha … ya udah sini Cama gendong."

Serasa itu benar-benar anak kandung mereka. Ternyata, dengan bayi pun Fariz begitu peduli. Ia tidak jijik membersihkan kotoran Hunaisa.

Ia tahu kalau ia tidak membersihkan, akan membuat Hunaisa tidak nyaman. Salma kagum dengan sikap suaminya. Dia terlihat semakin membuat Salma ingin mencubit gemas suaminya saat mengobrol dengan Hunaisa.

Mereka menaruh box itu tetap satu kamar dengan mereka. Hunaisa berwajah cantik, imut dengan kulit putih kemerah-merahan dan mata khas bayi bule.

Dan ternyata mengurus bayi juga perlu kesabaran super. Mereka berdua sering terbangun sesaat dari memjamkan mata. Melihat
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status