Share

Istri Bayaran Tuan Misterius
Istri Bayaran Tuan Misterius
Author: Rismawww

Part 1 - Menerima Tawaran

"Menikahlah dengan anak saya, maka saya akan memberi kamu uang untuk biaya operasi ibumu."

Deg.

Jantung Aletta terasa berhenti berdetak untuk sejenak saat mendengar apa yang baru saja dikatakan oleh majikannya.

"Menikah? Sa-sama Tuan Aaron?" tanya Aletta dengan terbata.

Anggi menganggukkan kepalanya, "Saya tau kamu pasti kaget, saya pun juga kaget, Aletta."

Anggi mengetuk-ngetukkan ujung jarinya di atas meja, dapat ia lihat wajah Aletta yang langsung berubah menjadi pucat pasi.

"Aaron sakit parah, saya dan suami saya baru tau tentang penyakitnya kemarin sore. Umur Aaron..... udah nggak lama lagi, dokter bilang kalau dia cuma punya waktu enam bulan di dunia," ucap Anggi kemudian menjeda kalimatnya karena dadanya terasa begitu sesak.

Anggi tidak pernah menyangka bahwa putranya telah menderita sakit parah selama ini dan Aaron menyembunyikan hal itu darinya membuat ia merasa bersalah karena membiarkan Aaron melewati semua rasa sakitnya sendirian.

"Kamu tau apa permintaan Aaron untuk kebahagiaan di sisa hidupnya? Kamu, dia mau kamu jadi istrinya, Aletta. Aaron jatuh cinta sama kamu dalam jangka waktu yang singkat. Saya kaget, saya nggak nyangka karena kamu baru satu bulan kerja di sini. Tapi saya paham kalau cinta itu memang bisa datang secara tiba-tiba. Saya lihat kamu perempuan baik-baik, kamu juga anak dari Mbok Sarah yang udah lebih dari sepuluh tahun kerja di sini. Saya nggak bisa nolak permintaan Aaron, dan saya harap kamu nggak nolak permintaan saya, Aletta."

Gadis itu mengerjapkan matanya beberapa kali, ia masih mencoba untuk mencerna setiap kata yang keluar dari mulut Anggi. Dia merasa sangat kaget dan tidak menyangka bahwa ternyata Aaron menyimpan rasa kepadanya. Selama satu bulan dia bekerja di mansion itu, orang yang paling ia takuti adalah Aaron. Pria itu sangat dingin, jarang sekali ia mendengar Aaron berbicara, tatapan mata Aaron juga sangat tajam dan membuatnya selalu merasa terintimidasi.

"Bagaimana bisa Tuan Aaron mencintaiku dengan tatapan seperti itu?" batinnya bertanya-tanya.

"Aletta? Bagaimana? Kamu harus mempertimbangkan tawaran saya dengan baik. Kamu terima Aaron, ibu kamu berkemungkinan selamat. Saya pasti akan memberi yang terbaik untuk ibu kamu, kalau perlu ibu kamu menjalani operasi di luar negeri. Saya akan biayain semuanya, bukan hanya pengobatan, saya juga akan membeli rumah untuk ditinggali oleh ibu kamu dan saya akan sewakan suster pribadi untuk dia."

Aletta menggigit pelan bibir bawahnya, tawaran Anggi tentu saja tidak bisa ia abaikan karena mengenai keselamatan ibunya. Namun dia juga merasa tidak yakin, menikah dengan Aaron yang ternyata memiliki penyakit tidak akan membuat hidupnya bahagia. Walaupun wajah Aaron sangatlah tampan dan bisa dikatakan sempurna, tapi Aletta sama sekali tidak mencintai Aaron, bahkan dia selalu merasa segan dan takut terhadap pria itu.

"Saya perlu jawaban kamu sekarang juga, Aletta. Aaron mau jawabannya malam ini, kamu harus ambil keputusan. Saya nggak memaksa, tapi pikirin ibu kamu. Semuanya nggak ada yang gratis, di dunia ini semua hal ada harganya dan menikah dengan Aaron adalah harga untuk bantuan yang akan saya kasih ke kamu."

Aletta menatap wajah Anggi, mata gadis itu terlihat memerah menahan air mata. Hati Aletta tentunya terasa perih karena sekarang dia di hadapkan antara dua pilihan yang sangat berat, antara ibunya atau hidupnya.

Aletta mengambil nafasnya dalam-dalam kemudian memejamkan matanya membuat satu tetes cairan bening mengalir membasahi pipinya.

"Saya terima tawaran ini, Nyonya. Kapan ibu saya akan di operasi?"

Senyuman lebar langsung tersungging di wajah cantik Anggi yang sudah menginjak usia 45 tahun. Anggi langsung mengeluarkan selembar kertas dan pulpen kemudian meletakkannya di atas meja.

"Kamu bisa tanda tangani surat perjanjian itu, Aletta. Kamu akan menjadi istri anak saya selama dia hidup. Setelah kamu tanda tangan, saya akan langsung mengurus semuanya. Baik itu pernikahan kalian, ataupun operasi ibu kamu."

Aletta menatap kertas itu, ia masih merasa sangat ragu karena semuanya terasa begitu mendadak. Aletta masih tidak percaya bahwa Aaron mencintai dirinya, ia merasa ada yang janggal. Tetapi dia tidak memiliki banyak waktu untuk berpikir, ibunya harus segera di operasi, dia perlu uang dan bantuan yang ditawarkan oleh Anggi.

Dengan tangan yang terasa gemetar, Aletta segera mengambil kertas perjanjian itu dan membaca kata demi kata yang tertulis di sana.

Aletta mengambil nafas dalam-dalam kemudian mulai menandatangi surat perjanjian yang akan mengikatnya dengan seorang pria bernama lengkap Aaron B. Matteo sampai nanti pria itu meregang nyawa.

"Keputusan yang tepat, Aletta," Anggi segera mengambil surat perjanjian yang sudah ditanda tangani oleh Aletta.

Gadis itu hanya menundukkan kepalanya dengan harapan tidak akan menyesali keputusan yang telah ia buat demi keselamatan ibunya.

"Saya akan segera mengurus operasi ibu kamu, Aletta. Sekarang kamu bisa langsung keluar, saya berjanji malam ini ibu kamu sudah akan dipindahkan ke rumah sakit yang lebih bagus."

Aletta berdiri dari duduknya, "Terima kasih, Nyonya. Saya....... permisi."

"Saya yang harusnya berterima kasih," ucap Anggi merasa lega karena Aletta menerima tawarannya, setidaknya dia bisa membuat putranya bahagia di akhir hayatnya.

Aletta segera melangkahkan kakinya keluar dari ruangan Anggi. Ia berjalan dengan tatapan kosong, pikiran gadis itu sedang tidak berada di tempatnya. Dia bahkan tidak bisa menatap wajah Aaron, bagaimana caranya dia bisa menikah dengan pria itu?

"Saya nggak sabar nunggu pernikahan kita, Aletta."

Suara bariton Aaron terdengar membuat ia tersentak kaget dan sontak menghentikan langkah kakinya. Aletta menatap Aaron yang kini berdiri tidak jauh di depannya, Aletta segera menundukkan kepalanya, jantung gadis itu terasa berdetak lebih kencang dari biasanya.

Aaron menghampiri Aletta, ia berdiri tepat di depan Alert dengan jarak yang cukup dekat.

"Kenapa Tuan bisa langsung tahu kalau saya....... menerima tawaran Nyonya Anggi?" tanya Aletta tanpa berani menatap mata Aaron.

"Saya tau kamu nggak mungkin menolak tawaran itu, kamu perlu biaya untuk operasi ibu kamu."

Aletta hanya bisa terdiam, rupanya Aaron sudah mengukurnya terlibat dahulu, ternyata gadis miskin sepertinya terlalu mudah untuk ditebak.

"Kenapa Tuan mau menikahi saya?" Aletta memberanikan diri untuk bertanya.

"Tatap mata saya jika sedang berbicara, Aletta. Wajah saya nggak ada di kaki kamu," ucap Aaron membuat Aletta menelan salivanya susah payah.

Gadis itu segera mengangkat kepalanya secara perlahan membuat mata mereka berdua saling bertabrakan.

Sudut bibir Aaron sedikit tertarik ke samping, membentuk senyuman yang teramat tipis yang hampir tidak terlihat sama sekali. Aaron menundukkan sedikit kepalanya dan mendekatkan wajahnya membuat tubuh Aletta langsung menegang.

"Saya rasa saya nggak wajib menjawab pertanyaan kamu, yang jelas mulai sekarang kamu sudah resmi menjadi milik saya. Sebentar lagi kita akan menikah, kamu tahu Aletta? Saya sudah nggak sabar untuk menikahi kamu. Saya harap kamu persiapkan diri kamu baik-baik, kamu akan segera menjadi istri saya," bisiknya sembari memegang kedua pundak Aletta dengan mata yang tidak lepas dari wajah tegang gadis itu.

Aaron kembali menjauhkan wajahnya, dapat Aletta lihat senyuman miring yang tersungging di wajah tegas pria itu. Aletta mencoba untuk memperhatikan mata Aaron lekat-lekat, dan sedetik kemudian Aletta tahu bahwa tidak ada cinta di sana.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status