Share

Ribut Besar

Di dalam mobil, Cecil masih merajuk. Gadis itu memilih untuk memalingkan wajah, ketika tak sengaja tatapan keduanya beradu.

Devan melirik Cecil, menghembus napas panjang untuk meredam emosinya. Terjebak dalam perseteruan seperti ini, membuat suasana menjadi canggung. Devan merasa tak enak, bila diabaikan terus menerus.

"Aku minta maaf," ujarnya meminta maaf. Tak merespon, Cecil memilih jurus andalannya, yaitu diam seribu bahasa.

Merasa tak ditanggapi, darah Devan kembali mendidih. "Jangan kayak anak kecil dong! Tolong ngertiin aku. Aku juga punya tanggung jawab di kantor."

Cecil menatap nyolot! Dia sudah tidak tahan dengan devannya yang kasar. "Kebiasan kamu mana yang gak aku ngertiin? Sibuk kamu mana yang gak aku pahamin? Kejelekan kamu mana yang gak aku maafin? Semua udah aku korbanin, Devan. Kamu memang egois! Maunya dimengerti, tapi gak mau ngertiin balik. Pantas gak, kamu bentak aku di depan anak sekecil Cia? Kamu keterlaluan, Dev! Cia sampai ketakutan loh!"

Air mata Cecil akhirn
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status