Share

Rayuan Maut

Dengan tawa yang cukup nyaring, Devan meremehkan kejujuran Cecil. Menatap gadis itu lekat-lekat.

"Sopir, kamu bilang? Gak usah beralibi! Jangan bela gadunmu di depanku! Aku sangat muak!"

Sekali lagi, Devan menatap pria bangsat itu. Seketika, darahnya kembali mendidih. Dia tidak habis pikir, bagaimana mungkin, Cecil bisa tertarik dengan lelaki sepertinya? Pelet apa yang sudah diberinya pada Cecil?

Hampir, Devan hampir melayangkan tinjunya lagi. Namun dengan cepat, Cecil berdiri menantang. Memasang badan di depan lelaki tak berdaya itu.

Ya, Cecil merasa bersalah, sudah melibatkannya dalam permusuhan bersama Devan. Tapi niatnya tadi tidak seperti ini, tidak tahunya, Devan malah seperti orang kesetanan.

Cecil menunjuk Devan. Kilatan marah di ekor matanya, membuat dia tak bisa menahan diri lagi. "Jangan sentuh dia sedikit pun! Masalahmu sama aku, bukan sama bapak ini. Dia cuman laki-laki yang ingin bertanggung jawab dengan anak istrinya. Mencari sesuap nasi dengan menjadi sopir online. C
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status