Share

Kamu Baik-Baik Saja?

Kafkha berjalan gontai keluar dari kamar mandi dengan wajah memucat, lesu. Ia duduk di tepi kasur sambil menggelengkan kepala beberapa kali setelah melihat samar apa yang dilihatnya. Jantungnya juga terasa sakit, seperti ditusuk-tusuk benda tajam. Bergegas tangannya membuka laci meja, mengambil botol obat yang sebelumnya diminum olehnya saat penyakit itu beberapa kali kambuh sejak dua tahun terakhir.

“Huff …!” Kafkha menghembuskan napas.

Pria itu menenangkan perasaannya dengan berdiam diri bersama mata dipejamkan.

Sapuan angin kecil menyapu wajahnya. Kafkha membuka mata, melihat sang istri sudah berdiri di hadapannya dan sedang menghembuskan udara dari mulutnya ke wajahnya.

“Sarapan sudah siap,” ujar Bunga. “Ini obat apa?” Bunga hendak mengambil botol obat di tangan Kafkha. Akan tetapi, pria itu bergegas menjauhkannya dari Bunga.

“Obat kuat,” balas Kafkha, berbohong.

“Dasar! Makin tua otaknya makin me–,” terpotong karena Kafkha menarik tangannya, membuat Bunga terduduk di pangku
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status