Leo mengajak Elena pergi sedikit menjauh dari keluarga mereka. Elena hanya ikut kemana Leo mengajaknya pergi.
"Kita duduk disini, Elena." Ucap Leo kepada Elena.Elena hanya tersenyum. Ia duduk di kursi yang berhadapan dengan Leo. Melihat perbedaan Elena yang sudah tumbuh dewasa membuat Leo tidak membayangkan sebelumnya. Setelah perpisahannya denga Elena sejak kecil, Leo tidak berharap banyak untuk bisa bertemu dengan Elena kembali. Karena pikiran Leo, Elena punya kehidupan sendiri yang tidak harus selalu bermain bersamanya.Elena begitu cantik dengan balutan mini dress ala Korea berwarna peach. Kulitnya yang putih bersih membuat dirinya sangat cocok dengan gaun tersebut. Leo terus menatap Elena dengan rasa rindu yang teramat dalam. Apa masih boleh, Leo mengatakan jika dirinya sangat rindu dengan Elena?"Mas, kenapa lihat Elena seperti itu?" Tanya Elena dengan lembut.Leo terus menatap Elena lembut. Senyuman manis dan apapun semua tentang Elena, Leo merindukannya. Elena menunggu Leo sampai mengucapkan kata-kata ketika ia kembali bertemu. Leo masih tak percaya dengan pertemuan mereka."El, i really miss you."Tulus, ucapan Leo benar-benar tulus dalam hatinya. Elena yang mendengarkan itu tersenyum getir. Jujur dalam hatinya ia juga sangat merindukan laki-laki tampan yang ada di depannya."Miss you too. Mas Leo sehat?" Hanya Elena yang memanggilnya dengan kata mas. Iya, tidak ada wanita manapun yang memanggilnya dengan kata 'mas'. Ingin rasanya Leo menangis dan memeluk Elena saat itu juga."El, mas boleh nggak sih nangis? Tapi mas takut dilihat pengunjung disini." Bola mata Leo berkaca-kaca. Antara senang dan sedih suasana hatinya saat ini."Nangis aja kalau mas gak punya urat malu. Elena beneran nggak tau kalau cowok jerapah yang nggak sengaja aku tabrak ternyata mas Leo. Yah mungkin ini takdir kita mas setelah berpisah selama bertahun-tahun." Elena tersenyum manis ke arah Leo."Cowok jerapah katanya. Astagaa. Kamu benar-benar membully ku sekarang ya. Aku hanya saja dapat jatah tinggi badan yang lebih dari Tuhan. Mangkanya aku sekarang tinggi dan tampan." Leo berkata begitu percaya diri. Ya memang Leo sebenarnya sangat tampan juga.Sebelum mereka melanjutkan obrolan terlalu dalam. Leo mengajak Elena untuk makan terlebih dahulu. Karena ia tahu, Elena pasti belum memakan apapun.Leo memperhatikan Elena yang begitu anggun ketika memakan makanannya apa yang ia pesan. Elena terlihat seperti putri bangsawan yang makan dengan pelan tanpa buru-buru. Entah mungkin didikan ibunya yang keturunan Jawa yang mana selalu memperhatikan tata krama dalam kehidupan sehari-hari.Dulu, Elena selalu bahagia ketika Leo datang ke rumahnya bersama kakeknya. Mereka berdua begitu dekat dan sudah seperti kakak adik. Sampai ketika Elena masuk ke bangku SMP, ayahnya mengajak untuk pindah ke luar negeri. Mau tak mau Elena harus ikut orang tuanya, karena ia anak tunggal dan pasti ayah bundannya tidak ingin jauh dari Elena."Elena sekarang sendiri mas. Sejak kepergian ayah sama bunda, Elena hidup sendiri. Opah sama oma juga nggak bisa sepenuhnya menjaga Elena." Tutur Elena sambil mengusap bibirnya dengan tisu."Maksud dari pergi?" Leo kembali memastikan apa maksud dari Elena."Ayah bunda meninggal waktu Elena mau masuk kuliah S2. Mereka kecelakaan pesawat pulang dari Singapura. Waktu itu Elena udah di Indonesia. Terus nggak tau kenapa, takdir berkata lain. Elena sekarang nggak punya siapa-siapa. Pengen rasanya ketemu sama Mas Leo. Tapi Elena bingung, gimana caranya buat ketemu sama mas. Toh kita pisah. Kita sama-sama belum punya ponsel." Jelas Elena.Leo tak menyangka gadis kecilnya dulu sekarang hidup kurang kasih sayang. Meskipun kita punya kakek nenek yang sayang ke kita. Belum tentu juga sayang itu bisa melebihi rasa sayang orang tuanya. Ada guratan rasa sedih yang terlihat di wajah Elena dan Leo menyadari itu."Maafin mas ya. Nggak tau berita apapun tentang ayah sama bunda. Mama sama papa mas juga nggak bilang apapun." Ucap Leo dan Elena menggelengkan kepalanya."Mas, apa mas menerimq perjodohan kita ini?" Tanya Elena langsung.Leo terdiam sejenak. Kepalanya menegadah ke atas. Ia sampai lupa jika awal ketemunya kembali mereka juga karena rencana perjodohan."Mas nggak tau harus ngomong apa. Perjodohan ini terasa mendadak. Bukan mas nggak mau dijodohin sama kamu Elena. Tapi..."Belum sempat Leo melanjutkan ucapannya. Elena sudah memotong terlebih dahulu ucapan Leo "Cukup mas. Kalau mas nggak mau. Kita temui opah sama papa mas. Elena nggak mau juga mas menerima semuanya dengan paksa." Elena tiba-tiba terlihat sedikit marah."No Elena. Bukan itu yang mas mau omongkan. Mas menerima ini, tapi mas mau kita sebelum pernikahan lebih sering bertemu. Mas pengen tau banyak tentang kamu Elena. Paham kan apa maksud dari mas?" Leo berusaha untuk selembut mungkin untuk berbicara dengan Elena. "Mas mau belajar untuk menyayangimu lebih dari apapun." Leo memegang punggung tangan Elena. Mengusap lembut menyalurkan ketenangan untuk Elena.Elena tersenyum ke arah Leo. Ia tidak ingin sampai air matanya menetes. Ingin rasanya Leo memeluk Elena saat itu juga. Tiba-tiba Leo menggandeng Elena, mengajak Elena untuk pergi keluar. Ia tidak ingin Elena yang tiba-tiba terlihat sedih dilihat banyak orang.Lagi-lagi Elena hanya ikut kemana Leo mengajaknya pergi. Ia seperti anak kecil yang nurut ke orang tuanya tanpa menolak dan membantah. Leo mengajak Elena untuk pergi masuk ke mobilnya, menurutnya itu lebih privasi untuk berbicara berdua dengan Elena.Elena duduk manis disamping Leo. Melihat baju Elena yang lumayan tipis. Leo memberikan jas yang ia simpan di dalam mobil. Paha Elena yang hanya tertutup sebagian, Leo tutup dengan jas miliknya. Ia tidak mau orang lain lihat kaki jenjang Elena dilihat banyak orang."Mas laki-laki normal Elena dan kamu juga pasti kedinginan duduk di tempat kita berdua tadi." Kata Leo sambil menutup paha Elena."Udah nggak papa mas. Oh iya opah nggak nanyain Elena?" Tanya Elena."Baru aja nanya. Mas bilang kita jalan berdua. Temu kangen mas bilang gitu aja." Kata Leo sambil terkekeh."Ishh." Elena mencebikkan bibirnya."Oh ya El, dompet kamu kemarin jatuh. Jadi masih mas bawa. Kalau nanti kita ketemu lagi, mas kasih dompetnya." Tutur Leo."Iya mas."Kini keduanya sama-sama terdiam. Elena memandang lurus di depannya. Leo melihat Elena tanpa berkedip. Ia memilih diam terlebih dahulu sampai ia puas memandangi wajah cantik Elena."Kita jalani ya El. Mas nggak mau kehilangan kamu lagi. Izinkan mas buat belajar mengenal kamu lagi. Kita ikutu keinginan kakek sama opah ya." Leo menarik tangan mungin Elena lalu dipegangnya tangan itu."Iya mas. Berarti kita sepakat..""Buat terima perjodohan." Ucap mereka bersamaan.Leo mengecup punggung tangan Elena lalu memeluk Elena dengan erat. Elena tidak menolak apa yang dilakukan Leo kepadanya.Setelah pertemuan keluarga malam itu, Leo dan Elena lebih memperkuat komunikasi mereka. Meski tidak harua bertemu setiap harinya, Leo selalu menyempatkan diri untuk video call atau kirim pesan kepada Elena. Elena yang saat ini juga tidak hanya tinggal diam di rumah, melainkan Elena menjadi seorang dosen jurusan seni musik di salah satu Universitas ternama di Jakarta. Leo sempat meminta Elena untuk berhenti dari kerjannya, tapi Elena menolak dengan alasan ia ingin mencari jati dirinya dulu. Pagi ini, Leo tengah duduk di bersantai di rooftop kantornya yang sudah disulap menjadi taman untuk bersantai untuk para karyawan. Leo merasa jenuh jika setiap harinya harus bekerja di ruangan sehingga sesekali Leo memilih untuk keluar ke atas rooftop. Hans yang menjadi sekretaris setia Leo, kini dirinya turut menemani Leo untuk meninjau kembali evaluasi laporan dari setiap bidang yang Leo minta sebelumnya. "Pak, bapak nggak takut kah dibilang direktur terkejam sama mereka semua?" Celutuk Hans samb
"Elena sayang." Panggil Leo dan wanita yang dipanggilnya langsung mendongkakkan kepalanya.Elena langsung berdiri ketika laki-laki yang ingin ia temui kini berdiri di depannya. Senyum manis yang Elena miliki ia perlihatkan ke arah Leo. Leo memperhatikan Elena dengan setelan dress berwarna navy sampai bawah lututnya. Elena juga membawa sesuatu yang Leo belum tahu apa yang dibawanya."Sejak kapan Elena disini?" Tanya Leo panik."Humm dari jam 10 tadi kayanya mas. Ini Elena bawain makanan tadi masak sama mama mas. Tapi kayanya udah dingin deh. Maafin Elena ya mas." Elena melihat jam tangannya sudah pukul dua belas siang. Bisa dibilang Elena sudah menunggunya hampir dua jam. "Dari jam sepuluh sayang? Siapa yang suruh kamu disini sayang. Kenapa nggak kabarin mas?" tiba-tiba Leo menjadi marah. "Elena udah nelfon mas. Udah chat mas. Tapi masnya nggak angkat. Mama tadi cuma pesan kalau mau ke ruangan mas harus ke lift khusus khsusus buat mas. Terus mbak resepsionis kantor mas Elena tanyain k
Pagi ini, Elena mengajak Leo untuk pergi jalan-jalan. Elena menganggap weekend adalah waktu untuk mengistirahatkan diri. Beberapa hari sebelumnya, Leo mengeluh kepada Elena jika dirinya benar-benar lelah menghadapi pekerjaan yang menumpuk. Belum lagi masalah datang dari anak cabang dari bisnisnya. Tanpa berpikir panjang, Leo memilih untuk mengikuti rencana Elena. Leo mengendarai mobilnya untuk pergi ke salah satu tempat yang Elena minta. Ia hanya ikut saja kemana wanitanya mengajaknya pergi. Dengan setelan baju kemeja navy dan celana putih membuat Leo terlihat sangat tampan meskipun sedehana apa yang ia pakai. Elena yang begitu mempesona, ia mengenakan baju dress panjang berwarna navy dengan tali sunny di bahunya. "Sayang, kita mau kemana emangnya?" Tanya Leo penasaran. Karena hampir satu jam mobil yang ia kendarai belum sampai ke tempat tujuan mereka."Masa mas gak pernah ngelewatin jalan ini?" Elena bertanya kembali dengan penasaran."Haih boro-boro mas ingat, weekend aja mas jara
Hai semua readers, makasih yang udah menjadi pembaca pertama di awal rilis novel pertamaku ini ya. Aku harap kalian suka dengan novel Istri Cantik CEO. Stat terus buat nunggu update setiap bab dariku ya. Jangan lupa vote, komen masukan dari kalian. Karena aku masih penulis amatiran yang masih banyak kekurangan. Jangan lupa share ke teman-teman kalian buat ajak membaca cerita novel dariku ini ya. Aku akan berusaha semaksimal mungkin buat menghasilkan karya yang bisa memuaskan kalian. Salam hangat dariku 🥰 Kalian bisa panggil aku Una. Salam kenal semuanya.Ikuti terus cerita dari Leonardo dan Elena ya. Sampai ending cerita nantinya. Semangatku adalah dukungan kalian semua. 😍
Leonardo memijat pelipisnya seketika. Disaat dirinya dilanda pusing dengan jadwal rencana untuk pergi kunjungan ke Surabaya, mamanya meminta dirinya untuk pergi ke butik bersama Elena untuk melihat gaun. Ingin rasanya menolak karena sudah mengganggu jadwal kerjanya, tapi ketika mamanya meminta sesuatu rasanya sulit untuk menolak. "Hans, saya itu pengen cepat-cepat menikah. Kalau karena harus fitting gaun dadakan dan mengganggu jadwal saya ke Surabaya. Saya mesti gimana kalau sudah begini." Leo terus mondar-mandir memikirkan cara bagaimana agar tidak mengecewakan."Apa bapak mending menunda pekerjaan saja di Surabaya? Ini juga demi persiapan pernikahan bapak sama Nona Elena." Saran Hans.Leo langsung saja menatap Hans lekat. "Aku tidak masalah menunda pekerjaan ku Hans di Surabaya. Tapi satu, pasti mereka disana menunggu. Jadwal ini sudah direncanakan dua minggu yang lalu juga. Tiket pesawat dua jam lagi, mama bodoamat pula. Dan kenapa harus fitting baju sekarang. Pernikahan saya sama
Leo menggenggam tangan Elena untuk pergi ke lapangan belakang tempat helikopter landas. Para pegawai Leo yang melihat kedatangan bosnya dengan sang pujaan hati langsung sedikit menundukkan kepalanya. Banyak yang iri dengan Elena karena akan segera menjadi istri dari CEO muda tampan dan kaya raya. Elena melihat beberapa pegawai dengan setelan jas hitam berbaris rapi menunggu kedatangan Leo. Ia juga bisa melihat dibelakang sana terdapat helikopter berwarna hitam dengan tulisan ThomasCorp yang nantinya akan membawa Leo untuk pergi ke Surabaya. Elena benar-benar takjub dengan kemewahan keluarga Thomas yang berbeda dengan keluarganya. Bahkan opahnyaa belum memiliki helikopter pribadi selama mendirikan usaha."Semuanya sudah siap pak. Pihak yang ada di Surabaya juga sudah kami hubungi kalau disini ada sedikit kendala." Ucap Hans ketika sudah melihat Leo di depannya."Terus jawaban mereka gimana?" Tanya Leo penasaran."Mereka siap menunggu pak. Kita tinggal berangkat saja setelah ini. Koper
Sore ini Elena tengah menikmati suasana sejuk di taman belakang. Ditemani secangkir coklat panas dan sepiring kue brownis kesukaannya. Pandangannya lurus ke layar laptop yang ada di depannya. Dia tengah fokus melihat pertunjukan panggung musikal yang ada di internet. Menjadi dosen seni musik bukan berarti dia tidak lagi harus mempelajari banyak hal lagi. Bahkan Elena harus tetap belajar sebelum memberikan wawasan kepada Mahasiswanya. Menjadi dosen adalah salah satu impiannya sedari dulu. Tapi, setelah dia menikah nanti Elena mau tak mau harus meninggalkan pekerjaannya sekarang karena Leo memintanya untuk menjadi Ibu rumah tangga."Nona sedang apa?" Seorang wanita muda dengan pakaian daster rumahan menghampiri Elena. Dia adalah Dona, asisten rumah tangga yang sudah dia anggap menjadi adik kandungnya sendiri. Usia Dona masih terbilang sangat muda. Dan dia sudah menjadi asisten rumah tangga Elena sudah lama."Ah ini Dona, aku lagi lihat pertunjukan musik. Sebentar lagi Mahasiswaku akan
Hari ini tubuhnya terasa kurang fit, Elena memutuskan untuk tetap di rumah dan tidak pergi untuk mengajar. Perutnya terasa nyeri, karena maagh dan asam lambungnya kambuh. Elena duduk terdiam di atas ranjangnya. Tubuhnya benar-benar lemas. Setelah 2 hari yang lalu, ia berhasil menelfon Leonardo. Hari ini ia mendapatkan kabar, jika calon suaminya akan kembali ke Jakarta. Elena tidak tahu, pukul berapa Leo akan sampai. Karena Leo sendiri melarang Elena untuk pergi menghampirinya. Elena juga memberi tahu jika dia sedang kurang enak badan."Nona, saya bawakan bubur." Dona mengetuk pintu kamar Elena."Masuk Dona." Dona dengan setelan daster rumahan, masuk ke dalam kamar Elena dengan membawa nampan yang di atasnya terdapat semangkuk bubur dan air putih. Ketika maagh Elena kambuh, Dona selalu sigap untuk merawat Elena. Ia takut kondisi Elena menjadi lebih parah. "Ini ada obat juga saya bawakan nona. Nona jangan stress banget, kalau nona stress sedikit asam lambung nona kambuh. Maag sama as