Share

Sekamar

Ardhan tampak tidak berdaya saat Hera mengintrogasinya macam-macam terkait keduanya yang ternyata pisah kamar.

“Barang-barang Alea banyak, Ma! Karena itu aku merelakan lemariku untuknya. Dan barang-barangku ku taruh di kamar lain.” ujar Ardhan beralasan saat Hera marah-marah.

“I-iya, Ma!” sahut Alea segera setelah kaki Ardhan menyenggol kakinya.

“Kalian tidur terpisah?” Hera masih bertanya.

“Tidaklah, Mama! Kami masih tidur satu ranjang, kok!” Ardhan merangkul Alea agar terkesan romantis. Yang dirangkul hanya senyum-senyum saja meski tampak terpaksa.

“Beneran tidak pisah ranjang?” Hera masih mendesak.

“Tidak!” jawab Ardhan dan Alea hampir bersamaan.

“Baguslah!” Hera mulai tampak percaya.

“Kalian tidurnya di kamar yang mana?” tanya Hera lagi.

Namun pertanyaan itu justru mengacaukan lagi suasana. Karena Alea dan Ardhan menunjuk ke arah yang berbeda.

“Di sana, Ma!” Alea menunjuk kamar depan yang ditempati Ardhan.

“Di sana!” sementara Ardhan menunjuk kamar yang ditempati Alea.

Hera membel
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status