Share

Seperti Pembantu

Terdengar bunyi penyedot debu di kamar dan tirai pun sudah tersibak. Cahaya terang membuat silau mata yang masih tertutup itu. Ardhan perlahan membuka kedua kelopak matanya dan melenguh karena suara itu terdengar sangat mengganggunya.

“Apa kau kurang kerjaan sepagi ini mengganggu tidurku?” Ardhan menutup telinganya dengan bantal sambil menggerutu pada Alea.

“Udah jam 10 ini, Kak!” Alea tampak cuek memberitahu waktu yang sudah siang itu.

Mendengar pukul 10, Ardhan seketika berjingkat.

“Astaga, sudah pukul 10? Serius!” tukas Ardhan lantas berlalu ke kamar mandi.

Alea hanya memperhatikan Ardhan dengan geleng-geleng kepala saja. Bisa juga dia molor. Padahal sepanjang pengetahuan Alea Ardhan jarang molor. Dia sangat rajin bangun pagi terutama untuk sholat subuh.

“Kenapa tidak bangunin, aku jadi kelewatan sholat subuh kan?” Ardhan kesal pada Alea yang tidak tahu apa-apa.

“Biasanya kan Ka

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status