Share

Bab 15. Rumahku

"Ngomong aja," kata Haidar.

"Serius amat, Om hahaha," celetuk Ciara.

"Kamu sih yang bikin serius." Haidar mengeratkan dekapannya.

"Jadi ... Ciara denger kalau Om---"

"Minta dicium sampai gak bisa napas kah kamu, Sayang? Ngomong kok gak jadi-jadi,"

"Mati dong, mau istrimu ini mati, hah?"

"Gak dong, gak bisa napas bukan mati, mati itu udah nggak bernapas. Gak sah bahas napas, apa yang kamu dengar di kantor?" jawab Haidar.

"Apa bedanya Sayangku? Astaghfirullah!"

"Tulisannya aja udah beda. Cepat dong ngomong apa yang kamu denger!"

"Berchandya ... berchandya ... hahaha, ngapunten Om Gantengku, istrimu cuma bercanda," kata Ciara tertawa.

"WANITA ITU RUMAH UNTUK LELAKINYA. RUMAH AKAN RAPI JIKA YANG PUNYA PEDULI, RUMAH AKAN NYAMAN JIKA YANG PUNYA BERIMAN, RUMAH AKAN TERANG JIKA YANG PUNYA TAK LUPA KASIH SAYANG."

Haidar bisa saja menghindari jebakan istrinya dengan membuatnya salah tingkah sendiri dengan ucapannya barusan. Mungkin Ciara sedang lupa bahwasanya suaminya bukan orang yan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status