Share

18. Ruangan Kerja Baru

Sesuai dugaan Yuna, Vina membawa Ryan ke apartemennya. Gadis itu berusaha keras menenangkan Ryan. Bahkan ia menuruti permintaan lelaki itu untuk memberikan minuman keras.

Vina hanya bisa menjadi pendengar amarah Ryan seraya menemaninya minum. Jujur saja, hatinya panas, semakin lama mendengar lelaki itu menyebut nama Yuna. Hingga pada tegukan gelas wiski ketiga wajahnya sudah memerah karena pengaruh alkohol.

“Kenapa kamu begitu menyukai Yuna, Ryan?” tanya Vina seraya menatap lelaki itu lamat, mempertahankan keseimbangan tubuhnya.

“Dia cantik dan pintar, tetapi bodoh serta manis,” jawab Ryan diakhiri tawa kecilnya.

Pertanyaan Vina seolah meredam amarahnya. Ia teringat pertemuan pertamanya pada Yuna dan bagaimana bersemangatnya saat ia tahu gadis itu kuliah di jurusan kedokteran. Pasti dia anak orang kaya, pikir Ryan.

“Lalu bagaimana denganku?” tanya Vina tiba-tiba. Matanya mulai sayup, tetapi ditahannya.

Ryan tersenyum menyadari gadis
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status