Indira sebenarnya sangat merasa kasihan kepada Lee, karena walau bagaimanapun juga pria itu pernah berperan penting di dalam hidup Indira. Di saat Indira kecil sedang menangis, Lee yang selalu ada untuk menenangkan Indira. Setiap hari Lee selalu datang dengan membawa permen dan balon untuk menghibur Indira kecil. Lee tanpa merasa risih selalu saja berusaha untuk membahagiakan Indira. Padahal, Lee adalah orang kaya. Namun, dia selalu bergaul dengan siapa saja tanpa memandang kasta. Bahkan, Lee juga selalu datang untuk memberikan kata-kata penyejuk untuk Indira. Lee sudah seperti oase di padang pasir yang gersang, selalu bisa membuat Indira sejuk dengan siraman kasih sayangnya. Akan tetapi, Indira sadar diri. Jika dia sekarang sudah bersuami, apa lagi semenjak Indira hamil, Edbert jadi posesif. Edbert terlihat marah jika Indira terlihat menatap wajah pria lain, Edbert terlihat marah jika Indira terlihat memuja pria lain. Walaupun pria itu tidak nyata keberadaannya, karena pria itu ha
Edbert nampak gelisah, dia sangat takut jika tuan Wilson akan mengingat dirinya yang berjalan bersama Indira pagi tadi. Karena dia juga masih mengingat dengan jelas saat mereka berjalan beriringan, bahkan dia sempat menegur tuan Wilson. "Tapi, Tuan. Kakak saya berada di rumah, dia tidak menginap di hotel ini. Saat kami tiba dia sedang tidur dengan pulas." Shamanta sangat mengingat dengan benar, saat baru datang dia masuk ke dalam kamar Edbert secara diam-diam karena begitu rindu dengan pria itu. Shamanta bisa melihat Edbert yang tertidur dengan pulas. Bahkan, Edbert terlihat kelelahan. Dia tidur sambil mendengkur dengan lumayan kencang, pria itu begitu betah memeluk istrinya dengan posesif. Hal itu yang membuat Shamanta yakin jika Edbert habis menggempur istrinya, mereka terlihat polos. Tubuh mereka hanya terbalut selimut tebal yang menutupi tubuh polos mereka sampai sebatas dada. Bilanglah Shamanta termasuk adik yang kurang ajar, tetapi itu tidak sepenuhnya salahnya. Karena kamar
"Ngga boleh minta lagi?" tanya Edbert."Ngga boleh," jawab Indira.Awalnya Edbert merasa kecewa mendengar jawaban dari istri keduanya, tetapi setelah Indira mengingatkan tentang kehamilannya Edbert langsung paham."Baiklah! Hanya peluk," ucap Edbert pada akhirnya .*Malam telah menjelang, Edbert masih setia memeluk Indira dengan posesif, tangan kanannya bahkan masih setia mengelus perut Indira. Edbert seakan begitu enggan untuk melepaskan Indira, dia seakan enggan untuk berjauhan dengan Indira. Edbert hanya ingin menikmati kebersamaannya bersama dengan Indira, baginya Indira adalah wanita pembawa kebahagiaan. Baginya, Indira seperti mentari pagi yang begitu menghangatkan. Edbert merasa sangat nyaman saat dirinya bisa terus bersama dengan Indira. Selama mereka bersama, bahkan Indira tidak di perbolehkan untuk memakai baju, karena Edbert ingin mengelus dan mencium perut Indira. Walaupun tidak boleh lagi, tetapi Indira diharuskan untuk melepas semua pakaiannya.Dia seolah begitu bangga
Lee menatap indira dengan tatapan penuh mengintimidasi, dia merasa tidak suka saat melihat Edbert yang baru saja keluar dari dalam kamar hotel yang ditempati oleh Indira. Apalagi Edbert terlihat begitu perhatian terhadap Indira, bahkan Lee bisa melihat ada cinta yang begitu besar di mata Edbert. Apalagi saat mata Edbert menatap Indira, terlihat jelas jika Edbert tidak ingin jauh dari Indira. Dia pun jadi berprasangka jika Indira telah menjadi selingkuhan Edbert. Hal itu diperkuat dengan Indira yang sedari tadi hanya diam saja tanpa mau mengatakan apa pun.Menurutnya, tidak akan mungkin jika Indira merupakan istrinya, karena Edbert sudah mempunyai istri yang bernama Merry Leichan. Semua orang tahu akan hal itu, karena pesta pernikahan mereka dilaksanakan dengan sangat meriah. Lee memang tidak hadir dalam acara pernikahan Edbert, tetapi pernikahan Edbert menjadi tranding topik di majalah bisnis dalam negeri. Semakin lama melihat tatapan dari Lee, membuat Indira tidak nyaman. Akhirnya
Jika Indira dan Lee sedang berbicara dengan serius, berbeda dengan Edbert. Pria itu baru saja pulang ke Villa. Tentu saja karena setengah hari ini dia menghabiskan waktunya bersama dengan Indira. Walaupun sudah beberapa jam menghabiskan waktu bersama, tetapi dia tetap saja merasa kurang. Entah kenapa, rasanya dia ingin terus memeluk dan mencium tubuh Indira yang seakan menjadi candu untuknya. Melihat kedatangan putranya, Leon Law terlihat begitu ingin mengorek informasi. Apalagi saat Edbert datang wajahnya yang terlihat berseri, Edbert terlihat seperti anak abege yang sedang jatuh cinta, dia begitu senang karena seperti habis bertemu dengan teman kencannya. Sebenarnya Leon Law ingin sekali bertanya kepada putranya itu, karena setahunnya Edbert sudah pulang dari tadi siang. Dia bisa tahu akan hal itu karena orang kepercayaannya yang memberitahukan padanya. Jika pria itu sudah pulang sejak tadi siang. Akan tetapi, Leon Law takut jika Merry akan tersinggung jika dia bertanya tentang h
Edbert tidak menyangka jika Leon Law akan menanyakan tentang rumah tangga yang dijalani oleh Edbert dan juga Merry. Apa yang salah, pikirnya. Apa dad'nya itu bisa membaca pikirannya, atau dia bisa membaca raut wajahnya, tanyanya. Bahkan, Leon Law kini terlihat sedang menatapnya dengan sangat serius. Hal itu membuat Edbert salah tingkah. Sebenarnya, dia sangat bingung harus berkata apa. Dia sangat bingung harus menjawab apa tentang apa yang ditanyakan oleh Leon Law. Karena pada kenyataannya, rumah tangganya sekarang memang tidak baik-baik saja. Bukan karena Merry atau Edbert yang bermasalah, ataupun karena tidak ada kecocokan lagi di antara keduanya. Akan tetapi, ini semua karena pernikahan keduanya yang telah dia jalani. Setelah pernikahan kedua yang dia jalani, Edbert memang masih tetap mencintai Merry. Namun, jauh di lubuk hatinya dia lebih mencintai Indira. Wanita yang Merry bawa ke dalam rumah tangga mereka, wanita penurut yang begitu menggoda. Wanita yang dengan suka rela bers
Saat Edbert masuk ke dalam kamar utama, dia melihat Merry yang masih meringkuk di atas ranjang. Tubuhnya berbalut selimut tebal yang menutupi tubuhnya sampai sebatas leher. Ada rasa iba yang menyeruak ke dalam hatinya, wanita baik itu pasti terluka karena ulahnya. Apalagi dengan adanya keluarganya yang berkunjung, di satu sisi Merry pasti senang. Namun, di sisi lain Merry pasti merasa tertekan. Apa lagi saat ini dia harus berbohong atas kehamilan yang dialami oleh Indira, dia pasti sangat tersiksa. Saat ini, justru adalah masa terberat untuk Merry. Edbert sangat tahu dengan pasti, karena sebagai wanita Merry pun pasti ingin sempurna. Namun, sayangnya hanya Tuhan yang maha sempurna. Manusia hanya ciptaannya yang banyak kekurangannya, seperti Merry yang tidak bisa mengandung dan dengan terpaksa harus menghadiahkan hal terindah untuk sang suami. Wanita yang baik untuk mengandung benih dari suaminya, wanita baik yang mampu memberikan rasa nyaman dan damai untuk suaminya. Edbert langsu
Setelah kepergian Lee dan juga Indira, Leon Law mengajak Edbert untuk masuk ke dalam ruang kebesarannya. Tentu saja hal itu dia lakukan karena masih banyak pekerjaan yang harus mereka kerjakan, terlihat banyak berkas di atas meja mereka. Terlihat meronta seakan minta untuk segera dikerjakan, tentu saja melihat akan hal itu Leon Law merasa tidak bisa bersantai.Setelah masuk ke dalam ruang kerjanya, Leona Law duduk di kursi kebesarannya. Dia tersenyum ke arah putranya dan berkata."Indira ternyata semakin cantik ya?" ucap Leon Law. Mendengar pujian dari Leon Law, Edbert langsung tersenyum. Karena kenyataannya memang seperti itu, aura Indira bahkan semakin keluar setelah mengandung. "Hem, dia memang cantik." Edbert terlihat tersenyum kala membayangkan kecantikan istri keduanya. Melihat Edbert yang melamun sambil mesem-mesem, Leon Law pun langsung menggelengkan kepala. "Ingat, Ed. Kamu sudah punya istri," ucap Leon Law seraya menepuk pundak putranya. Edbert seakan tersadar jika dia