Share

Bab 1876

“Kita sudah mau pulang?” tanya Kenzi.

“Nggak, kita nggak pulang. Papa bakal tinggal di sini menemani kamu.”

“.…”

Kenzi diam saja tidak berbicara sepatah ata pun, tetapi yang namanya anak kecil, sorot matanya tak bisa menutupi isi hatinya. Di usianya yang masih begitu belia, dia justru terlihat begitu serius, yang mana justru malah membuat Brandon mencemaskannya.

“Kenapa?”

“Kakek sakit,” jawab Kenzi terisak hendak menangis.

Sering kali Kenzi terlihat ribut dengan Juan dan tak jarang membuat Juan uring-uringan, tetapi sebenarnya hubungan mereka begitu dekat. Juan sangat menyayangi dan memanjakan Kenzi, sementara Kenzi pun sudah menganggap Juan sebagai kakeknya sendiri.

“Iya,” sahut Brandon.

“Apa Kakek bakal mati?”

Tampaknya pertanyaan itu sudah Kenzi pendam sangat lama, hanya saja dia masih kecil dan tidak berani untuk membicarakannya, atau mungkin lebih tepatnya dia tidak tahu bagaimana sebaiknya dia bertanya tentang itu. Brandon tidak langsung menjawabnya, melainkan berpikir sejenak da
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status