Share

Chapter 23 - Rasa Yang Tak Terbantahkan

"Meg, kamu belum tidur?"

Nesa membuka pintu ruangan yang di desain khusus sebagai kamar megan. Dia berjalan masuk dan duduk disamping pemilik ruangan. Megan belum juga terlelap meski malam telah menuju puncaknya.

"Dua hari ini, aku terlalu banyak tidur," sahut Megan. Ia mengangkat laptop dari pangkuan dan meletakkannya di meja rotan samping sofa. "Jadi susah banget buat memejamkan mata."

"Kamu?" Tanyanya balik.

Nesa menggeleng pelan. "Belakangan ini, insomnia akut ku kumat lagi."

"Bukan belakang hari Nesa, tapi emang setiap hari," elak Megan.

"Menurutmu karena siapa?" Sindir Nesa sambil cengengesan.

Megan terkekeh pelan. "Karena aku?"

"Ya." Nesa menghela napas lega. "Selama kamu menghilang, hampir setiap hari kami kesana-kemari mencarimu dan bergadang pada malam hari, memikirkan kemungkinan kemana kamu pergi."

Megan menatap haru. Dia tidak pernah menyangka, teman-temannya begitu tulus menyayanginya. "Maaf."

"Kenapa minta maaf?"

"Karena aku susah sangat merepotkan kalian," balas Megan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status