Share

Chapter 2

Tubuh Nessa terasa lelah sekali, ia mulai meregangkan ototnya. Sepertinya sendi-sendi tulangnya terasa patah. 

"Sudah bangun rupanya, aku sudah menyiapkan sarapan spesial untuk mengembalikan tenagamu, Nessa," sepagi ini Ree sudah rapi dengan balutan tuksedonya, ia sengaja bangun pagi demi melihat reaksi Nessa saat bangun. 

Dugaannya benar, perempuan yang sudah melepaskan masa keperawanannya kini tengah menatapnya heran. Mata Nessa membola dan langsung menutupi sebagian tubuhnya dengan selimut, apa yang sebenarnya terjadi di antara dirinya dan pria yang sedang duduk di sofa? 

"Manis, tak usah kau tutupi. Aku sudah hafal bentuk dan rasanya. Tak usah malu-malu denganku."

Glek. Apa tadi? Maksudnya Nessa sudah tidur dengan pria asing itu. "Kau siapa, Om?"

Ree agak tersinggung mendengar Nessa memanggilnya dengan embel-embel 'Om', memangnya dia setua itu? 

Tapi karena semalam Nessa membuatnya bergairah, Ree akan membiarkannya kali ini. "Aku Ree, pria yang sudah mengambil kesucianmu, Sayang. Kita bermain sangat panjang dan penuh gaya, kau sangat mempesona tadi malam."

Ree perlahan bangkit dari sofa dan menjawil dagu Nessa, dengan cepat perempuan itu mundur. Takut bukan main, siapa yang tidak ketar-ketir saat didekati begitu intens seperti ini? 

"Aku sudah melunasi hutang-hutang ayahmu yang menggunung itu pun memberikan hadiah sederhana untukmu. Sekarang aku harus pulang, sampai bertemu lagi, Nessa. Muaach!" 

Sungguh, Nessa begitu merinding mendengar kata bertemu lagi. Ia mencoba berjalan tapi bagian kewanitaannya terasa sulit digerakkan, itu tandanya ia sudah tak perawan lagi bukan? 

"Mama, maafkan Nessa. Sungguh, maafkan Nessa." 

Ia menangis dalam hati, begitu marah dengan keadaannya yang sekarang hanya jadi pemuas ranjang. Ibu tirinya dengan tega malah mengajaknya ke tempat para betina dilelangkan.

***

Rianti tengah menghitung uang dari bayaran Nessa tidur dengan tuan Ree, ia kaget sekaligus bangga anaknya bisa mendapatkan klien super kaya nan Sultan seperti Ree Ananta. 

Ya, pria yang tidur dengan anak tirinya adalah pria paling kaya di kota Z, rumahnya bahkan luasnya menyamai bandara, mobilnya saja seperti pakaian banyaknya, ganti terus setiap hari. Billionare tampan yang mendambakan perawan demi memenuhi dunia hasratnya. 

"Dari mana ibu mendapatkan uang sebanyak ini?" Nessa sudah pulang dari tempat terkutuk itu, ia bersumpah tak akan menginjakkan kaki di sana lagi, tapi takdir memang sering mengajaknya bercanda bukan?

"Ah, kamu sudah bangun. Sini, bantu ibu menghitung uang dari pencobaan tubuhmu. Kamu sangat hebat, Sayangku. Sepertinya tuan Ree sangat menyukaimu, dia memberikan bonus banyak sekali. Ah, itu hadiahmu ada di dalam totebag, ibu belum membukanya."

Nessa malam membahas masalah tentang harga dirinya dengan sang ibu, palingan Rianti hanya akan menampar atau bahkan menendangnya dari rumah. Ya, ini hanya karena masalah uang dan Nessa harus hidup sebagai budak ibu tirinya. 

Ia memilih mandi, menyegarkan tubuhnya yang masih pegal-pegal. Pasti pria yang ia temui tadi pagi sudah mengobrak-abrik tamengnya semalam. 

"Aku bahkan tidak tahu siapa namanya. Bodoh!"

Byurr!! Nessa berusaha menghilangkan wajah pria asing itu, yang semakin lama muncul tiba-tiba di pikirannya. 

***

Belum kelar penderitaannya, Rianti sudah mengajak Nessa ke tempat yang aneh lagi. Ia memberontak, menolak menjadi partner ranjang pria kaya lagi. 

"Bu, biarkan aku bekerja menjadi pelayan cafe saja. Aku tidak suka pekerjaan ini!"

"Halah, kamu sudah terlanjur terjun. Jalani saja, ibu sudah menyiapkan baju cantik untukmu, cepat masuk!"

Kebetulan Rianti memang tahu ada acara lelangan wanita yang diselenggarakan oleh To Night di tempat yang berbeda setiap tahunnya. Mereka akan mengabsen satu-persatu member dan memberikannya pada siapa saja yang berani membeli dengan harga tinggi. 

Sepuluh menit kemudian, Nessa sudah berganti busana dengan dress super tipis yang memperlihatkan sebagian pahanya. 

"Kamu masuk ke ruangan itu, dan menunggu namamu dipanggil. Aku akan berdoa di sini, semoga kamu dipilih menjadi istri orang kaya, Nessa."

Miris memang, hidupnya begitu menjijikkan setelah kematian sang ayah. Ia memang akan mendapatkan bayaran, tapi bukan ini kemauannya. 

Akhirnya Nessa memilih masuk ke bilik dan memakai topeng. Ada sekitar 20 wanita yang memasuki bilik, Nessa tak dapat melihat wajah-wajah mereka karena memakai topeng yang sama dengannya. 

Acara pun dimulai, sang moderator mengarahkan para klien untuk menyalakan tombol mereka. Acara Lelangan untuk mendapatkan betina dengan tawar harga adalah kecintaan tersendiri bagi Ree, ia sudah lama menantikan acara yang hanya diselenggarakan setahun sekali. 

Jack, pemandu acara memanggil 5 member dan menyuruh mereka bergaya di balik tirai warna putih gading. 

"Sepertinya paling kanan sangat menarik, dia pasti lincah di ranjang. Aku akan memilihnya," ucap salah seorang klien. 

Tapi Ree tetap tidak memilihnya, ia malah lebih suka wanita yang bodoh dan polos. Tak tahu apa-apa seperti Nessa misalnya. 

Tepat saat namanya dipanggil, Nessa hanya menari semampunya. Bahkan moderator acara hanya menyebutkan inisialnya, NP. Tentunya Ree langsung tahu siapa wanita yang berada di balik tirai nomer 20.

Ia cepat-cepat mengangkat tangan, menawar harga 100 juta tapi ternyata ada saingan lain yang menawarnya. Tawar-menawar pun terjadi sampai 500 juta. Nessa tercengang mendapatkan harga setinggi itu. 

"Kau pasti sangat menyukainya," ledek Gino, pria yang memang mengerti selera Ree. Mereka memang tidak akur, Gino pernah melabrak Ree yang pernah tidur dengan wanita bayarannya, Anggini. 

"Mundur saja, atau kau mau aku mengibaskan bendera perang antara perusahaanmu, Mr. Gino?"

Ah, membicarakan soal perusahaan, tentunya Gino sadar diri siapa Ree Ananta di dunia bisnis. Pria penggila decitan ranjang dengan kekayaan yang tak habis-habis sampai tujuh turunan.

Akhirnya wanita berinisial NP dipilih menjadi wanita lelangan untuk Ree, takdir lucu sekali bukan? 

Sungguh, saat ini Ree tak sabar melihat wanita yang akan ikut dengannya ke rumah. Ia memang tak pernah mengajak partner ranjangnya ke kastil mewahnya, tapi mengapa pesona Nessa begitu menariknya kuat? 

Ya, Ree tahu wanita berinisial NP adalah Nessa Prameswari. Wanita yang sangat kaku saat mereka bercinta beberapa hari yang lalu, tapi itulah pesona tersendiri dari Nessa dan entah mengapa Ree sangat menyukainya. 

"Bukalah topengmu, aku sudah berada di depanmu sekarang."

Glek. Suara itu, terdengar familier. Nessa sungguh tak berharap bahwa pria yang akan mengambilnya adalah pria yang sama, pria yang tidur dengannya semalam. Ia sungguh takut sekali. 

"Ah, ternyata kau pemalu juga, Nona Nessa. Padahal saat kemarin bercinta kita terang-terangan mengatakan kalau kita saling menyukai, bukankah begitu?" 

Ya, Nessa sendiri tak tahu apa yang sudah ia lakukan bersama Ree Ananta, pria kaya raya yang hanya mengincar tubuh wanita menjadi santapan di ranjang. Haruskah Nessa hidup dengan pria picik seperti itu? 

"Aku mohon bebaskan aku, aku tidak suka permainan ini," rintihnya. 

Tapi Ree sudah membayar tubuh Nessa sampai setahun penuh, bahkan menambahi bonus jutaan rupiah demi bisa membawa wanita itu pulang. Mana mau Ree melepaskannya begitu saja. 

"Ikut saja denganku, aku tidak menggigit kok. Aku jamin kau akan bahagia hidup denganku daripada ibu tirimu yang mata duitan itu."

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status