Share

Chapter 8

Hanya membuatkan sarapan ala kadarnya, Nessa berani bertaruh kalau Ree tidak akan protes. Rasa masakannya bisa diterima di lidah Ree, pria itu bahkan tak keberatan semisal nanti malam ia membuatkan makan malam untuknya.

“Sebenarnya aku ada perjalanan dinas ke luar kota, Ness. Dan mungkin sampai di Jakarta lusa.”

“Ah, begitu. Baiklah.”

Ree menatap Nessa yang tidak keberatan ditinggal, beda dengannya yang malah risau tak karuan.

“Kau juga harus ikut denganku.”

“Baiklah,” jawabnya tanpa mencerna kalimat Rees barusan. Sampai akhirnya ia sadar, “Eh, apa? Aku ikut?”

Matanya melotot sempurna. Ikut bersama Ree, naik pesawat dan bahkan ikut perjalanan bisnis. Nessa hanya pernah naik kereta api, itu pun hanya beberapa kali saja.

Ia tak tahu harus bagaimana dan menjawab apa. Apakah ada daya menolak ajakan pria yang memberinya tumpangan hidup secara gratis. Atau mungkin Ree memberinya tumpangan karena sudah merasa bersalah sudah merampas kesucian Nessa?

“Jujur, ini pertama kali aku mengiz
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status