Share

Bagian 107

Pagi harinya, aku langsung pamit pulang. Sudah dua hari tidak ke sekolah, jadi aku harus berangkat. Siang nanti, aku akan ke toko perhiasan untuk membelikan mas kawin yang paling indah untuk Nia. Meski baru pernikahan di bawah tangan, tetapi aku harus memberikan sesuatu yang membuat Nia merasa berharga.

“Pak Irsya, wajahnya semringah sekali hari ini. Dua hari tidak berangkat, ke mana aja, Pak?” Bu Parmi, guru senior di sekolahku ini rajin menggoda. Maklum, usia beliau jauh di atasku, jadi berani seperti itu.

“Masa, sih, Bu? Biasa saja, ah. Saya bahagia, karena saya bertemu dengan Bu Parmi setelah dua hari tidak berangkat,” candaku pada wanita berusia di atas lima puluh tahun itu.

“Bohong sekali, Pak. Ayo, ke mana, tuh? Atau jangan-jangan, sedang mempersiapkan sesuatu, ya?” godanya, lagi.

Aku tersenyum malu. Memang benar, orang kalau merasa bersalah akan sulit berkilah.

Sejenak, aku ingat sesuatu hal. Malam tadi,

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Bartin Wilakarba
bagaimana Nia gak pengin cambak ibu nya Aira Eka dan bahkan ayra, pak Irsyad yg baru dikenalnya aja suruh dengerin nyanyi dan ngaji, unikk nya klga agam
goodnovel comment avatar
Linawati
fokus ke pak irsya aja............
goodnovel comment avatar
Nur Inayah
thor,bikin keluarga agam kena malapetaka atau bencana,biar mereka jera,pengen nyanyet online rasanya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status