Share

Bagian 53

Telunjuknya selalu diarahkan padaku saat berbicara. Menandakan diri ini begitu salah dan rendah di hadapannya.

 “Terus, Mbah inginnya bagaimana? Mbah ke sini maunya apa?” tanyaku sengaja mengalah, tapi bukan berarti aku akan mengabulkan keinginannya.

“Ya, minta supaya kamu itu memberikan Agam bagian dari harta yang dikumpulkannya di sini.” Intonasi yang keluar dari mulut pria ini, selalu palan dan terarah, tapi menusuk.

“Mbah, kalau ada yang Mas Agam kumpulkan di sini, pasti saya kasih. Tapi, memang tidak ada yang Mas Agam beli, Mbah. Yang dikatakan Pak Hanif, itu bohong. Masa iya, Simbah tidak malu, minta-minta barang yang bukan miliknya?”

“Kok, aku bingung? Kata Hanif, Agam yang beli. Kata kamu, kamu yang beli. Yang benar itu yang mana? Wong kok senenge minta bener semua. Siapa yang salah kalau seperti ini?”

“Memang kenyataannya seperti itu. Yang ada, Mas Agam beli tanah juga yang di sana

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (37)
goodnovel comment avatar
Riesa Alberthus
tanah kuburan ta mbak
goodnovel comment avatar
lina nur.p
tanah kuburan yg dipinggir jalan
goodnovel comment avatar
Sam Mikun
d bunuh aja ora ng kaya gitu kalo ga d laporin aja pemerasan
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status