Share

Bagian 61

Pria itu-pun mengangguk sebagai jawaban. “Mari, kita ngobrol di sana sambil minum,” ajaknya sambil terus menatap ke layar gawai.

Kami mengambil tempat di salah satu gardu taman. Umar bersandar di pojok belakang, sedangkan aku bersisihan dengan Fani.

“Jadi, kamu yang berniat menjadi istriku?” tanyanya, masih terus menatap benda pipih miliknya.

“Maksudnya?”

Aku mengernyitkan dahi, tapi yang kutatap Fani. Aku aneh, kan? Yang ditanya Umar, tapi pandangan ini terarah pada adikku. Itu karena lawan bicaraku sepertinya enggan melihat wajah ini.

Umar memasukkan benda pipihnya ke saku baju. Menatap sekilas padaku, lalu berpaling ke arah lain. “Kamu sudah siap jadi istriku?”

Aku semakin bingung dengan arah pembicaraan pemuda itu. Dari perilakunya

, dia tidak seperti orang yang mondok lama. “Maaf Mas Umar, kenapa dari tadi bertanya terus, ya?” tanyaku, penasaran.

“Kamu juga

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Nur Inayah
diih.....sok kepedean bgt situ jadi laki2,merasa paling bener dlm segala hal
goodnovel comment avatar
Winangsi Rahim
ngakak....
goodnovel comment avatar
Sri Wahyuni
Ya ampun itu siumar mulutnya melebihi perempuan......... siapa juga yg mau sama laki 2 gak sopan santun gitu, kata ustad kok malah kaya tukang obat gitu ngomongnya
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status