Share

Bab 44

Setelah kepergian Reza dari ruangan itu, Dion pun merangkul pundak Nia dan menuntunnya kembali ke dalam kamar Dion.

Ketika sampai, barulah Dion melepas tangganya.

"Terima kasih, Tuan." Nia menunduk sebagai ucapan terima kasih. Jika tidak ada Dion, mungkin kini tangannya sudah patah--dicengkram kuat oleh manusia tak punya hati, seperti Reza.

Dion hanya mengangguk. Namun, matanya terus tertuju pada pergelangan tangan Nia yang membiru. Bahkan, baru disadarinya bahwa di sudut bibir Nia juga tampak bercak darah. Seketika, rasa kasihan timbul dalam diri Dion.

Dion pun mengambil kotak obat lalu mengobati Nia dengan tangannya sendiri.

"Tuan, saya bisa sendiri." Nia merasa tak enak hati saat menyadari perlakuan Dion yang begitu lembut mengobatinya.

Mendengar penolakan Nia, Dion hanya menatap tajam wanita itu--membuat nyali Nia menciut dan memilih diam membiarkan Dion mengobatinya.

"Tuan, saya minta maaf. Karena, saya sudah membuat ketidaknyamanan barusan. Terutama, pada Dila."

Sayangnya, Di
Ipak Munthe

Hay, pembaca setia, love you....

| 23
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (61)
goodnovel comment avatar
Deassy Nurhuda
suka sekali dengan karya² nya selalu seru hingga terbawa alur cerita nya
goodnovel comment avatar
Friska Naibaho Friska
aku suka sekali pak munthe.tlg dong jgn persulit koin jgn terus2an
goodnovel comment avatar
Serly Brily
ceritanya bagus tapi pembelian per baunya mahal ...
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status