Share

Bab 38.

"D-dad?"

Edgar mencoba mengerjapkan matanya saat melihat pemandangan yang tak jauh darinya.

Setelah dia sadar, dia menoleh ke arah sang istri yang duduk di sampingnya.

Keadaan Navier lebih parah. Air matanya mengalir deras, dengan tubuh yang mematung menatap pemandangan di depannya.

"Dia putra kita, kan?" lirih Navier.

"Ya, dia putra kita," jawab Edgar. Meski terpisah beberapa bulan, dia tak akan pernah melupakan wajah itu. Wajah yang dia kagumi di setiap inchi-nya sebagai perwujudan kisah mereka.

Wajah itu, Henry.

Putra yang dia cari mati-matian sampai bertengkar dengan sang istri, kini tengah didekap kakeknya dan digoda sang nenek.

"Apa selama ini Dad dan Mom yang mengasuhnya?" tanya Edgar.

Raut wajahnya masih terasa syok dengan kenyataan yang dihadapinya.

Jikka dipikir, Edgar tak akan berpikir untuk mencari keberadaan ayah dan ibunya yang telah bangkrut. Jadi, dia tak pernah menjan
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status