Share

Istri Pelit

Meski masuk musim hujan, malam ini cuacanya sedang cerah. Mereka bahkan bisa melihat gugusan bintang yang berpijar diantara langit yang menggelap.

“Di gang itu ada banyak penjual jajanan. Kalau Tuan tidak keberatan, aku mau kesana sebentar.” Ayesha meminta pendapat Hilbram. Dan pria itu tidak mempermasalahkannya.

Asal tidak memintanya mengambil bintang di langit saja, Hilbram akan mengiyakan saja apapun keinginannya.

“Kau sering ke tampat ini?” tanya Hilbram saat keduanya sudah duduk di kursi besi sambil menikmati kacang rebus.

“Dulu, waktu masih kecil ibuku sering mengajakku serta saat acara  pelatihan sekolahnya di sekitar sini. Ayahku jarang pulang jadinya tidak mungkin meninggalkanku sendiri di rumah.”

“Oh, jadi ibumu juga seorang guru?”

Ayesha mengangguk. Dari ibunya-lah cita-cita menjadi guru terbit.    

Tiba-tiba seseorang datang menawarkan minuman  hangat

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status