Share

Menjadi Tawanan Arman

Senyuman perlahan hadir. Lesung pipi yang tampak dari wajah Zukaika, membuat Arman terpana. Jemarinya perlahan membelai pipi Zulaika. Wajah mereka sangat dekat. Bibir mereka hampir saja bersatu. Namun, sama-sama menahan.

Kedua mata mereka saling menatap tajam. Arman masih saja menahan. Padahal, bibir merah merekah itu sangat membuatnya lapar.

"Ah ...." Desahan Zulaika sangat ... pelan. Suara yang sudah menembus gendang telinga Arman itu semakin membuatnya hampir lemah dan menyerah.

"Argh," teriaknya pelan. Arman memalingkan wajahnya. Dia menuruni ranjang, meraih piyama dan memakainya. Tuan Muda membuka balkon kamar, berdiri tepat di depan pagar pembatas. Menatap keindahan gemerlap lampu kota. Zulaika menuruni ranjang dan mengikutinya.

"Jadi kau bermimpi buruk? Kenapa? Hmm, kau memanggil ayahmu. Apakah dia sekejam dirimu?"

Arman menatap Zulaika, menariknya. Kini wanita itu berada di dalam dekapannya.

"Untuk apa aku mengatakan masa laluku. Apakah kau mata-mata? Hmm, banyak sekali yang
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status