Share

Tuduhan Hugo

“Candra, kamu sebaiknya mengambil cuti kuliah. Ayahmu sudah tahu kamu kuliah di kampus ini dan akan terus mendatangimu di kampus,” ujar Lorcan begitu mereka sampai di depan gedung apartemen Marcus sesuai yang diminta Candra.

Dia tidak ingin kembali ke kampus di mana Carter bisa mendatanginya kapan saja.

Candra mengangguk lemah. “Ya, terima kasih sudah mengantarku, Lorcan.”

Lorcan menatapnya prihatin. “Apa sungguh tidak ingin di periksa ke rumah sakit? Wajahmu membengkak, bibirmu juga berdarah,” ujarnya dengan ekspresi serius menatap pipi kiri Candra yang memar dan serta sudut bibirnya robek di bawah penerangan lampu parkiran.

Bengkak di wajah gadis itu terlihat mengerikan membuat siapa pun yang melihat meringis.

“Tidak perlu, aku hanya perlu mengompres dan bengkaknya akan hilang,” balas Candra meraba pipinya yang masih terasa menyengat akibat pukulan Carter.

Dia memejamkan mata dan menarik napas dalam-dalam. Carter sungguh ayah kejam. Andai Marcus ada di sini, tidak akan mengalami
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status