Share

Madu Gila

“Tunggu aku di ruang kerja,” titah Windraya, kemudian menutup sambungan telepon. Dia melangkah gagah menuju tempat yang disebutkan tadi. 

“Mas,” panggil Mayla, tidak terlalu nyaring.

Windraya tertegun, lalu menoleh. Dia menatap istri pertama, yang tengah berjalan menghampiri. 

“Kudengar, mama sudah pulang,” ucap Mayla basa-basi.

Windraya mengangguk, tanpa memberikan jawaban.

“Aku ingin melihat keadaannya. Tapi, mama pasti tidak mau bertemu denganku,” ujar Mayla lagi. Seperti biasa, dia memposisikan diri sebagai pihak teraniaya. 

“Sebaiknya jangan temui mama dulu. Kondisi kesehatannya sedang kurang baik,” sa

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status