Share

Maaf yang Sia-sia

"Duduk di sini, Marni!" Doni menyambutku amat ramah, sedangkan penghuni meja makan yang lain menatapku datar. Sempat menoleh sebentar, mereka kembali mengoleskan selai ke roti tawar mereka masing-masing.

Ada empat orang di sana, wanita yang sudah berumur tapi masih cantik yang wajahnya mirip Mas Doni, yang kuyakini adalah ibunya. Sedangkan pria berkumis yang duduk di kursi paling ujung kemungkinan ayah Mas Doni, dan gadis berambut pirang yang terkesan acuh tapi mirip Mas Doni itu, kemungkinan saudaranya.

Aku melangkah ragu, duduk di kursi kosong di sebelah Mas Doni.

"Jadi namamu, Marni?" Suara wanita berumur itu memecah kesunyian.

"Iya, Bu," sahutku canggung. Mas Doni menyerahkan roti tawar beserta sekaleng selai coklat. Sarapan orang kaya yang tak cocok di lidahku. Setiap pagi, aku terbiasa makan nasi, bukan makan roti.

"Bukannya kau ke pesta dengan suamimu? Bagaimana bisa kau pulang dengan anakku? Bahkan dalam keadaan mabuk."

Senyumku surut, bertepatan dengan seluruh mata yang meman
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status