Share

Bab 20: Marah Besar

Pagi harinya. Waktu sudah menunjuk angka tujuh pagi. Cahaya matahari merayap masuk melalui tirai tipis yang menggantung, menciptakan pola lembut di dinding kamar yang tenang.

Revana membuka matanya, merasakan sisa-sisa mimpi masih membayangi pikirannya. Dia mengucek matanya dengan pelan, mencoba menghapus kantuk yang masih menempel.

Tak lupa, dia merentangkan otot-otot tubuhnya sembari mengerang pelan, merasa lega dengan peregangan yang membuat seluruh tubuhnya terbangun.

"Astagaa!" Revana terperanjat kaget ketika melihat Tristan yang tengah duduk di sampingnya. Tatapan pria itu seperti biasanya—dingin dan tak terbaca.

"Mas Tristan? Kapan kamu kembali? Aku dengar dari Pak Gave, kamu sedang banyak pekerjaan," ucapnya, suaranya penuh dengan kebingungan. Revana memandang suaminya dari atas sampai bawah.

Pria itu sudah sangat rapi dengan balutan jas hitam dan dasi polkadotnya.

"Kamu ... sudah mandi? Sudah sangat rapi sekali. Maaf, aku bangun siang. Aku tidak tahu jika kamu sudah kembali,"
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status