Share

230. Sang Penolong

“Terima kasih,” ujar Laureta pelan.

Pria itu terkekeh. “Sama-sama. Ingat, kamu itu masih muda. Jangan pernah berpikir untuk bunuh diri lagi. Itu namanya dosa! Dosa besar! Hukumannya bukan sekedar mati saja, tapi masuk neraka. Kamu mau masuk neraka?”

Laureta menggelengkan kepalanya. Ia tak menyangka jika ada orang asing yang mau repot-repot memarahinya dengan nada bicara yang keras dan tampaknya sangat kesal padanya. Sejujurnya, ia memang pantas untuk dimarahi.

Setidaknya, pria itu hanya memarahinya sedikit saja. Laureta benar-benar bersyukur setelah menyadari jika ia masih bisa hidup sampai detik ini. Tanpa sadar, ia mengusap perutnya dan meminta maaf lagi untuk kesekian kalinya.

“Aku tidak bisa menemukan identitas apa pun dari sakumu. Kamu bilang tasmu dicuri, ya kan. Uhm, siapa namamu?”

“Namaku Laureta,” jawabnya.

Pria itu mengangguk, lalu ia mengulurkan tangannya. “Kenalkan, namaku Ivan.”

Laureta menjabat tangan Ivan sambil mengangguk.

“Terima kasih karena sudah menolongku,” ucap L
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status