Share

28. Tamu Tak Diundang

Kian melebarkan matanya. “Laura …,” bisiknya.

“Hmmm,” erang Laureta masih dengan mata yang terpejam.

“Kamu sudah tidur?”

“Hmmm.” Laureta mengerang lagi. Lalu ia terkekeh pelan. “Aku sedang membalasmu, Kian. Hmmm. Hmmm. Kamu suka menjawabku dengan satu kata hmmm.”

“Oh ya?”

“Hmmm,” jawabnya lagi.

Kian melengkungkan senyumnya dengan ekspresi heran. Apakah Laureta benar-benar tertidur atau hanya mengigau, ia tidak yakin.

Setidaknya, di antara segudang masalah yang terjadi dalam hidupnya, Kian merasa ada seseorang yang bisa menghiburnya. Jika suatu hari nanti mereka akan berpisah, Kian mungkin akan merindukannya.

Kian mengusap kepala Laureta dengan sayang, lalu mengecup keningnya. Untuk saat ini, biar wanita itu menjadi wanita kesayangannya. Untuk menghasilkan buah hati yang baik dan berkualitas, tentu saja Kian harus menyayanginya dan membuatnya bahagia.

Kian mematikan lampu kamarnya dan menyisakan satu lampu tidur yang remang-remang. Lalu ia mengenyakkan tubuhnya di kasurnya yang kini ja
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status