(⊙.⊙(☉̃ₒ☉)⊙.⊙) Valencyyy!! You go girl!! Jangan lupa komen ya geys. Kalian yang memotivasi author update lebih sering hehehe
Felix menggeram kesal menatap tajam pada Valency. “Kami telah memberikan buktinya pada dewan juri, jadi untuk apa menyuruh Lia menjelaskan lagi?” ucap Felix. Alis Valency terangkat naik menatap Felix, tertawa kecil di dalam hati melihat Felix mati-matian membela Cecilia yang telah mati kutu saking terkejutnya. “Dan lagi, ada apa denganmu? Lia adalah sahabat baikmu, mengapa sekarang kamu malah memojokkannya seperti ini? Sahabat macam apa dirimu?!” sambung Felix, menyalahkan dan berusaha menyerang balik Valency. Tak peduli lagi dengan status Valency yang masih sebagai kekasihnya, jelas-jelas Valency telah duluan melayangkan bendera perang pada mereka! Dia harus membalas Valency untuk mempertahankan reputasi dan harga dirinya. Semuanya berada di ujung tanduk sekarang. Cecilia yang mendengar pembelaan Felix ikut memasang wajah sedih seolah-olah Valency telah mengkhianati dirinya. “Felix benar. Kenapa kamu seperti menyalahkanku? Harusnya kamu mendukungku. Apa kamu masih marah karen
Ketegangan di ruang lomba membuat sejumlah tamu mulai mengeluarkan ponsel mereka untuk merekam. Hal itu membuat wajah Cecilia dan Felix menjadi semakin buruk. “Lix, kita harus selesaikan ini secepatnya!” desis Cecilia. “Kalau hal ini tersebar dan keluargaku melihatnya, maka akan sangat kacau!” Felix terdiam. Tidak perlu Cecilia ingatkan, dia juga tahu! Akan tetapi, ini semua terasa sangat aneh dan membuatnya menaikkan kewaspadaan. Felix melirik Valency. Seorang gadis tanpa latar belakang yang kuat maupun jelas, berani sekali dia berdiri sendiri untuk memperjuangkan hak karyanya. Tidak. Bukan keberanian Valency yang paling aneh bagi Felix, melainkan gerak-gerik panitia lomba! Kenapa tidak ada satu pun yang menyingkirkan Valency padahal dia sudah mengacaukan lomba sejauh ini!? ‘Aneh, ada yang aneh!’ seru Felix dalam hati. Dia pun melirik kepada sang juri pria, memberikan kode untuk menyelesaikan semuanya dengan lebih cepat! Akhirnya, sang juri pria pun maju dan berkata, “Sejak t
Felix mematung di tempat saking terkejutnya dengan perkenalan Valency yang sangat berani. ‘Dia … bekerja sama dengan Diamant Corp?’ Pria itu pun mengingat sosok Jayden. ‘Jadi … orang yang mendukungnya adalah ….’ Belum sempat Felix menyelesaikan percakapan batinnya, sebuah suara tawa menginterupsi, memecahkan keheningan dan mengalihkan perhatian semua orang. Itu adalah suara tawa sang juri pria. “Nona, pengakuanmu sungguh lucu,” ucapnya dengan nada mengejek, membuat Valency mengerutkan dahi. “Kamu mengakui dirimu bekerja sama dengan Diamant Corp, baik … aku percaya saja. Akan tetapi, mengakui sketsa ini, rasanya sekarang jelas dirimu berbohong!” Tudingan itu membuat wajah Valency menggelap. “Apa …?” Sangat keras juri pria itu berusaha menahan tawa, dan dia pun berujar, “Kamu memanggil desain ini sebagai desain Everhart, tapi … desain yang diberikan oleh Nona Owen ini bernama Everheart.” Mendengar itu, keributan kembali terjadi. Namun, berbeda dari mereka yang memandang rendah Valen
“A-aku … ah ….” Mendadak, tubuhnya terhuyung ke samping dan jatuh ke dalam pelukan Felix. “Cecilia!” Felix mengguncang tubuh gadis yang tampak tak sadarkan diri dalam pelukannya. “Panggilkan ambulans!” serunya dengan wajah khawatir. Semua orang panik, dan panitia pun langsung menelepon ambulans. Selagi menunggu, Felix menatap tajam pada Valency. “Valency! Jika terjadi sesuai pada Lia, kamu akan tahu akibatnya!” Valency mendengus geli. “Klise.” Komentar Valency membuat beberapa penonton yang mendengar terperangah, ingin tahu makna di balik ucapan itu. Dengan tangan terlipat, Valency membalas, “Ingat juga, Felix. Jika nanti dia sudah bangun dan masih bersikeras tidak mengakui perbuatannya, siap-siap bertemu denganku di ruang pengadilan!” Tubuh Cecilia menegang di balik aksi pura-pura pingsannya, tidak jauh berbeda dengan Felix yang juga terkejut. Usai melayangkan ancamannya yang berhasil menggetarkan nyali Felix dan Cecilia, Valency langsung berbalik dan meninggalkan aula
“Luangkan waktumu untukku malam ini,” ucap Jayden. Kedua mata Valency membulat, pikirannya sudah melayang dan memikirkan malam pertama yang telah mereka tunda untuk waktu yang cukup lama. Kepala Valency menunduk, lalu wajahnya agak merona. Dengan suara lirih, gadis itu berkata, “B-bukankah … ini terlalu cepat?” Valency tergagap-gagap karena gugup. “S-seingatku di perjanjian kita tidak ada pernyataan mengenai menghabiskan malam … bersama.” Sebelumnya, Valency telah membayangkan bagaimana jalannya malam panas bersama Jayden. Namun, ditanyakan langsung seperti ini membuat jantung Valency kembali berdebar, apa lagi dengan semua ‘kecelakaan’ kecil yang terjadi selama mereka tinggal bersama satu minggu ke belakang. Insiden Jayden keluar dari kamar mandi hanya dengan setengah handuk, mempertontonkan otot liatnya yang menggoda. Kecelakaan di mana Valency tidak bisa diam ketika tidur dan berakhir memeluk erat pria itu hingga pagi, merasakan kehangatan tubuhnya. Bahkan ada kejadian tid
Pertanyaan Jayden membuat Valency terbengong. Manik gadis itu terpaku pada wajah tampan pria tersebut. Seketika, wajah Valency merona seperti kepiting rebus. “K-kamu salah paham! Aku tidak sedang menggoda, aku hanya sedang ….” Tidak sempat Valency menyelesaikan kalimatnya, ucapannya terpaksa berhenti karena tawa lantang dari pria di hadapan. “Ha ha ha!” Tawa lepas dari sosok jayden membuat bukan hanya Valency yang melihat, melainkan para pelayan kediaman yang mendengar terkejut. “A-apa aku tidak salah dengar? Ini tawa Tuan Jayden, ‘kan!?” Seorang pelayan memekik kaget. Pelayan yang lain di lantai bawah mencoba mengintip ke lantai atas. “Iya! Ini jelas suara Tuan Jayden!” “Astaga, lima tahun bekerja, ini pertama kalinya aku dengar Tuan Jayden tertawa!” “Memang Nyonya kita spesial ….” Komentar demi komentar terlontar dari para pelayan yang berada di lantai bawah. Di sisi lain, Valency yang berada di hadapan Jayden sedang terpana. Wajah tampan pria yang biasanya dingin itu sek
“Siapa wanita itu?” “Dia cantik.” “Mungkinkah dia anak pejabat atau konglomerat baru?” Pertanyaan demi pertanyaan bisa Valency dengar terlontar dari mulut tamu-tamu sekitar. Hal tersebut membuatnya meneguk ludah. Mereka semua seperti elang menatap mangsa! “Jangan hiraukan mereka,” bisik Jayden seraya menggenggam tangan Valency dengan sedikit lebih kuat, berupaya memberikan rasa aman. Valency hanya tersenyum tipis dan kembali fokus ke depan. Dia bisa melihat bagaimana semua orang secara otomatis memberi dirinya dan Jayden jalan, Menunjukkan bahwa Jayden sangat dihormati di keluarga Spencer. Bagaimana tidak? Walau dirinya berasal dari keluarga besar dan kaya yang menguasai hampir seluruh bisnis di negara Evermore, tapi Jayden masih lebih memilih membangun Diamant Corp tanpa bantuan Spencer Group sama sekali, dan dia berhasil menguasai bisnis perhiasan Evermore sendiri! Hal itu adalah suatu hal yang membuatnya pantas dihormati sanak saudara yang lain! Sesampainya di tengah ruang
Tawa Richard terdengar sangat renyah dan puas menertawakan Valency dan Jayden. Bisikan-bisikan dari anggota keluarga yang lain pun juga ikut terdengar merendahkan Valency. Ada yang berkata wanita itu tak pantas berada di kediaman Spencer, dan ada juga yang bilang dirinya tak layak bersanding di sisi Jayden. Hanya Cleo dan Alex yang terdiam mengamati perkembangan adegan. “Jayden, jika kamu meminta bantuanku, aku pasti akan mencarikan wanita yang setara untukmu, bagaimana bisa kamu mencemari keluarga Spencer dengan membawa wanita dari kalangan rendah seperti ini?” ucap Richard lagi. Rahang Jayden seketika mengetat, matanya menggelap dan menatap dingin pada Richard. “Daripada mengurusi wanitaku, bagaimana jika kamu mengurusi istrimu lebih dulu?” Ucapan itu membuat Richard mengerutkan kening, tampak kesal. “Apa katamu?” Jayden tampak tenang dan lanjut berkata, “Bukankah istrimu baru saja terciduk oleh wartawan karena jalan dengan aktor muda?” Balasan itu berhasil membungkam Richar