Gawat.Ini kacau.Eric Gray sadar jelas bahwa dirinya sudah sangat mengacau kali ini.Terbangun dalam keadaan tanpa busana di dalam sebuah ruang hotel yang bahkan tidak dia sadari telah dia pesan, Eric yakin bahwa kali ini ada masalah besar yang akan menghebohkan hidupnya.Dengan ekspresi panik, Eric menutup mata dan memegang kepalanya. Dia mencoba menggali ingatan mengenai apa yang sebenarnya terjadi semalam.Saat menelusuri pecahan ingatan samar, Eric teringat bahwa tadi malam dia pergi ke ruang VIP restoran hotel guna melakukan pertemuan bisnisnya dengan Tuan Hudson, salah satu partner perusahaan LuxGray yang ingin membahas perihal kerja sama mereka.“Tuan Gray, perkenalkan ini adalah putriku, Jessica Hudson,” ucap seorang pria paruh baya dengan perut buncit yang begitu menarik perhatian. Wajahnya yang bulat menampakkan ekspresi bangga dengan senyuman penuh makna kala dia mendorong sang putri untuk menghadap Eric.Eric yang terduduk di kursinya menampakkan wajah dingin, seperti tid
‘Sial, sial, sial!’ maki Eric berkali-kali dalam hati selagi dirinya berjalan bulak-balik dalam ruang hotel tersebut.Tubuh Eric yang tadi tidak mengenakan busana, sekarang sudah tertutup oleh bathrobe yang dia ambil dari lemari. Dia mengenakannya secara asal-asalan, jadi tanpa peduli dia mempertontonkan otot-otot tubuhnya yang terukir sempurna itu.“Bagaimana bisa aku melakukan hal seperti itu kepada orang yang sudah membantuku?!” seru Eric sembari mengacak-acak rambutnya, lalu duduk di pinggir tempat tidur sembari menghela napas kasar. Wajahnya tampak begitu kesulitan saat dia menutupnya dengan kedua tangan. “Dia … pasti membenciku ….”Jantung Eric terasa mencelos. Dirinya sama sekali tidak menyangka bisa melakukan hal yang begitu keterlaluan kepada Verena. Bukan sembarang orang, tapi Verena! Wanita yang selama ini begitu membencinya dan sudah sangat sulit dia dekati!Untuk apa Eric mendekatinya? Bukankah dia membenci wanita? Itu … entahlah. Eric melakukannya hanya karena dia mau …
“Kamu terlihat pucat, apa kamu baik-baik saja?”Pertanyaan itu sudah berkali-kali dia dengar dari orang-orang di kantornya, tapi kali ini … Verena mendengarnya dari Valency, dan dia tahu dirinya harus menanggapi sahabatnya tersebut.“Aku baik-baik saja,” ucap Verena dengan senyum tipis. “Mungkin hanya kurang tidur saja.”Valency memasang wajah khawatir. Walau pertemanannya dengan Verena belum berjalan untuk waktu yang lama, tapi dia tahu bahwa sahabatnya itu bukan hanya kurang tidur, tapi juga dibebani berbagai macam beban pikiran.Namun, mengenal Verena sebagai orang yang tertutup, Valency juga tidak ingin melewati ranahnya selaku seorang teman. Alhasil, dia hanya bisa berkata, “Kalau perlu bantuan, cukup katakan saja padaku. Jangan menyimpannya sendiri. Kamu tahu aku bersedia membantu selama aku mampu.”Mendengar hal tersebut, Verena tersenyum. Memang benar kata orang, yang tidak sedarah terkadang lebih terasa seperti saudara.“Terima kasih, Valency.”Walau tersentuh dengan perhatia
Mendengar ucapan Eric, semua orang langsung berbisik.“Wah, apa maksudnya itu?”“Apa yang terjadi kemarin di antara mereka?”“Apa jangan-jangan … mereka memiliki hubungan!?”Asumsi dan komentar semua orang bisa terdengar jelas oleh Verena. Hal tersebut membuat gadis yang biasa tenang dan selalu memasang wajah datar itu berubah panik.Verena langsung berseru, “Tidak ada hubungan apa-apa di antara kami! Tuan Gray hanya membicarakan perihal proyek yang memiliki masalah!”Kalimat Verena membuat para pekerja lain terkejut, tak pernah melihat wanita itu tampak begitu kesal. Akan tetapi, merasa tidak enak dan paham emosi wanita tersebut karena dituduh yang tidak-tidak, semua orang pun langsung tersenyum tak berdaya dan mengalihkan fokus kembali kepada pekerjaan.Yakin telah membereskan semua orang, Verena langsung berdiri dari kursinya dan menarik Eric. “Ikut denganku!”Melihat Verena dan Eric pergi keluar dengan begitu tergesa-gesa, ditambah dengan tarikan tangan Verena di lengan Eric, sala
"Ahh … kau nikmat sekali, ...." Baru saja Valency melangkah masuk ke dalam apartemen sang kekasih untuk merayakan hari jadi ketiganya, tapi dirinya malah dikejutkan dengan lenguhan dua orang yang bersahutan. "Jangan meninggalkan jejak di sana, Lency bisa curiga nanti ...." Valency menautkan alisnya. Itu … suara desahan seorang perempuan! Dengan tubuh kaku, gadis berambut hitam panjang bergelombang itu berjalan perlahan, menghampiri sumber suara yang dia yakini berasal dari kamar sang kekasih. Di waktu yang bersamaan, sebuah suara pria terdengar berkata, “Kamu kira aku takut padanya?” Itu adalah suara kekasih Valency, Felix! Dengan jantung berdebar kencang, Valency mengintip celah pintu kamar yang tak tertutup rapat. Seketika, gadis itu pun terbelalak melihat pemandangan di dalam. Tampak sang kekasih dan sahabat dekatnya, Felix dan Cecilia, sedang berbaring mesra di atas tempat tidur dengan posisi intim! “Bukankah hari ini hari jadi tiga tahun hubungan kalian?” tanya Cecilia se
Jayden Spencer, seorang desainer perhiasan ternama yang dihormati semua orang! Di usia lima belas tahun, Jayden Spencer sudah berhasil menghasilkan desain perhiasan legendaris yang dikagumi semua orang. Saat dia dua puluh lima tahun, pria itu mendirikan Diamant Corp, perusahaan yang hanya dalam kurun waktu tiga tahun menjadi perusahaan perhiasan terbesar negara Eden. Sekarang, di usianya yang ketiga puluh sembilan, pria tersebut telah menjadi salah satu tokoh terpenting dalam dunia perhiasan! Mata Valency membulat sempurna. Bagaimana bisa satu email sederhananya malah membuatnya dipertemukan langsung dengan orang penting seperti Jayden? “Langsung ke intinya,” ucap Jayden memecah lamunan Valency. “Desain yang dirimu kirimkan, itu adalah desain yang telah diikutkan dalam lomba Komunitas Desainer Perhiasan Negara.” Valency menelan ludah. Lomba Komunitas Desainer Perhiasan Negara adalah lomba yang diikuti oleh Felix dan Cecilia. Kebetulan Valency tahu Diamant Corp adalah salah satu p
Jayden menganggukkan kepala mendengar jawaban Valency. Dia mengambil sebuah map coklat dan meletakkannya di hadapan gadis itu. “Apa ini?” tanya Valency kepada Jayden. “Kontrak pernikahan, tanda tangani,” titah pria itu. Valency mengambil dokumen yang diberikan Jayden dan membaca isi dari kontrak yang tertera. Sulit untuk dipercaya, semua persyaratan tertuang dengan sangat detail di dalam sana, seolah Jayden telah menyiapkan semuanya dari jauh hari! Menepiskan keterkejutan itu, Valency tetap menandatangani kontrak tersebut dan memberikannya pada Jayden. Pria itu melakukan hal yang sama dan memberikan salinannya kepada Valency. “Ayo,” ucap Jayden seraya melangkah meninggalkan ruang kantornya. Valency bergegas mengejar Jayden. “Ke mana?” tanyanya dengan sedikit berlari. Di dalam lift bersama dengan Jayden dan seorang pria yang Valency duga adalah asisten pribadi pria tersebut, Valency mendengar presdir Diamant Corp itu menjawab, “Kantor catatan sipil. Kita menikah hari ini.” Va
Di saat kekhawatiran Cecilia mencapai puncak, Valency pun menjawab dengan senyuman tipis, “Aku dikejutkan oleh Dekan yang mengabarkan kalau beasiswa tingkat lanjutan yang kuajukan disetujui. Akhirnya, aku pun harus kembali ke kampus untuk mengurus berkas-berkasnya.” Mendengar itu, Cecilia memaki dalam hati, ‘Sial, kukira apa … ternyata beasiswa bodoh saja!’ Namun, di depan Valency, Cecilia memaksa untuk bersikap senang. “W-wah, selamat ya, Lency!” Tampak senyuman Cecilia agak canggung karena sebelumnya memang sempat terkejut. Sudut bibir Valency terangkat semakin tinggi. “Kamu kenapa ketakutan begitu? Seperti habis tertangkap basah selingkuh saja.” Ucapan Valency membuat sekujur tubuh Cecilia menggigil, jantungnya berdebar kencang. Gadis itu pun tertawa palsu kepada Valency. “Apa sih Lency? Bercandamu ada-ada aja,” balas Cecilia. Dia dengan cepat mengalihkan topik. “Syukur deh kamu dapat beasiswa itu. Tapi sayang ya, kamu jadi gak rayain hari jadian sama sekali kemarin?” “Ya beg