Sesuai permintaan Raka, sepulang dari kantor Anggita pun dijemput Caraka untuk menjemput Sasy juga sekalian menjemput Bunga."Bagaimana sudah siap?" tanya Caraka.Anggita mengangguk seperti biasa jika mereka berdua ingin bertemu pasti lelaki itu memilih untuk menunggu di mobil karena tidak ingin membuat dirinya tidak nyaman karena gosip-gosip di luaran sana maka dari itu hal terbaik adalah mereka bertemu di mobil yang jelas tidak akan diketahui oleh siapapun juga meminimalisir terjadinya gosip yang tidak diinginkan oleh mereka berdua.Wanita itu menatap ke arah Caraka yang terlihat begitu sangat berkarisma dan, kacamata hitam dan jas yang melekat di tubuhnya begitu pas terlihat begitu gagah dan sangat berwibawa, lelaki itu masih terlihat begitu cool dan juga sangat dewasa walaupun usianya sudah tak lagi muda, tetapi Anggita yakin jika para wanita di luaran sana masih akan tergoda dengan ketampanan dari duda satu anak itu terlebih lagi ia adalah seorang pemilik perusahaan terbesar.Sem
Kedua anak itu terus saja mengobrol membuat Anggita tidak bisa berkutik lagi karena menurutnya obrolan mereka berdua itu benar-benar bukan berada di ranahnya sama sekali, tidak seharusnya kedua anak itu sudah membahas perihal Ibu bahkan membahas pernikahannya."Papa, bagaimana pekerjaan hari ini apakah lancar?" tanya Sasy dengan sangat lembut.Raut anak dari Caraka itu benar-benar terlihat begitu bahagia karena Anggita ikut menjemputnya di sekolah, bahkan sejak tadi pun putrinya itu tidak berhenti berbicara ia terus saja menceritakan harinya serta terus-terusan mencari topik pembicaraan dengan Anggita."Lancar dong semuanya karena Papa yang mengerjakan," ungkap Caraka. Sebagai seorang ayah melihat putrinya begitu bahagia tentu saja hal tersebut adalah kebahagiaan untuknya juga karena jika putrinya sakit ia pun yang merasa sakit dan tidak rela jika putrinya sampai merasakan hal tersebut."Om Caraka bagaimana kabarnya?" Kini giliran Bunga yang bertanya karena gadis itu juga sudah lama t
Caraka mengantarkan Anggita dan keponakannya itu untuk pulang tadi mereka juga sempat makan siang bersama karena putrinya meminta ingin makan siang di luar, mau tidak mau Caraka pun menuruti keinginannya dari putrinya itu daripada ia terus-terusan di teror oleh permintaan putrinya yang belum terpenuhi tersebut.Anggita mengucapkan terima kasih dan berbasa-basi menawarkan Caraka untuk mampir, tetapi lelaki itu mengatakan untuk langsung pulang saja karena putrinya pun sudah tertidur karena saking lelahnya."Lain kali tolong jangan seperti itu, aku belum tentu mau menjadi istri kamu." "Harus mau." Raka menggoda. "Pede selangit Anda." Anggita memalingkan wajahnya lalu berbalik masuk rumah.Saat memasuki rumah, Anggita melihat wajah keponakannya tersebut kembali murung tidak seceria tadi padahal sejak tadi Bunga selalu saja berceloteh tanpa henti."Bunga kenapa murung seperti itu capek ya ayo kita istirahat." Anggita mencoba untuk menggendong keponakannya tersebut, tetapi Bunga justru me
Baskoro memikirkan perkataan Anggita tentang waktu luang untuk anaknya Bunga. Adiknya itu banyak mengeluhkan perihal anaknya yang seperti kurang kasih sayang, ia juga tidak memungkiri jika Bunga kurang kasih sayang dari orang tuanya itu. Anggita mengatakan agar dirinya bisa membicarakan hal ini dengan sang istri, tetapi ia tidak yakin jika istrinya itu mau diajak berdiskusi pasti hal-hal yang tidak diinginkan terjadi lagi, dirinya juga saat ini menghindari perihal itu semua karena menurutnya bertengkar dengan sang istri sama saja membuang-buang waktu ia juga tidak ingin kembali terjadi ribut besar karena pembahasan itu pasti akan menyulitkan kedua belah pihak dan tentu saja pasti keduanya akan sama-sama emosi mempertahankan argumentasi. Baskoro memijat kepalanya, entah mengapa menurutnya Fanya tidak mau berkompromi dengan dirinya padahal ia tidak meminta lebih hanya menginginkan jika wanita itu berada di rumah saja dan fokus dengan anaknya dan biarkan ia yang bekerja itu saja mengapa
Anita yang sejak tadi diam saja terus-terusan di sudutkan oleh ibu mertuanya itu terkesiap mendengar jika nanti ibu akan tinggal bersama di rumah. Dirinya tidak akan bisa hidup dengan tenang jika sampai Bu Neni tinggal bersama dengannya di rumah itu, tidak tinggal bersama saja wanita itu begitu pengeretan kepada dirinya dan juga Gani apalagi tinggal bersama pasti ibunya itu akan sangat menyulitkan mereka."Baiklah Bu, ibu akan tinggal bersamaku sebagai ucapan permintaan maaf atas apa yang sudah dilakukan oleh Anita," ungkap Gani. Anita harus mengurusnya. Anita bagai di sambar petir. Bagaimana bisa suaminya itu memberikan izin ibunya untuk tinggal bersama mereka tanpa meminta pertimbangan darinya padahal di sana ia juga memiliki hak yang sama."Aku tidak mau jika Ibu harus tinggal bersama kita," ungkap Anita menolak. Kali ini dirinya tidak ingin tinggal diam saja jika sampai ibunya tinggal di rumahnya maka pasti ia akan sama seperti anggota yang dijadikan pembantu oleh Bu Neni ia ben
Anggita masih saja cemberut, ia pun mengambil minum dan meneguknya. Ia benar-benar tidak habis pikir dengan teman dari kakaknya itu memangnya vibes orang tua itu sangat berbeda ya dibanding dengan dirinya. Caraka sangat sulit di tebak, padahal sikapnya terkadang dingin dan kaku. Tapi, terkadang menjadi lembut dan sering membuat bulu kuduk merinding.Caraka sangat menyebalkan, padahal Bunga yang masih kecil lebih tahu batasan. Kenapa dia yang sudah berusia matang seperti tak tahu jam. Masih pagi ke rumah orang, pikir Anggita.Caraka hanya tersenyum melihat wanita di sebelah nya bergumam kesal. Menurutnya wajah Anggita terlihat begitu imut saat wanita itu Tengah merajuk, bahkan Anggita pun tidak segan-segan menunjukkan jika dirinya tidak senang dengan apa yang dilakukan oleh Caraka. Memang dirinya sengaja datang ke rumah temannya itu untuk mengajak Anggita lari pagi bersama karena dirinya yakin jika ia mengajak dari semalam pasti Anggita akan mengeluarkan jurus 1000 penolakan untuk dir
Melihat Anggita yang digandeng mesra oleh bosnya Caraka, membuat Beni benar-benar merasa sangat panas akan hal tersebut apalagi terlihat jelas Caraka menggandeng sang mantan istrinya itu dengan begitu mesra bahkan ia melihat Caraka menyapa beberapa karyawan serta rekan kerjanya yang lain.Penampilan Anggita yang begitu cantik dan mempesona membuat dirinya benar-benar merasa menyesal karena sudah melepaskan wanita itu, mengapa dirinya bisa begitu bodoh memilih padahal wanita yang sudah ada di genggamannya itu adalah wanita terbaik apa yang dikatakan oleh adiknya dulu itu ada benarnya jika ia sudah membuang berlian.Sandra menghampiri sang kekasih yang sejak tadi mematung saja tanpa berkata apa-apa ia penasaran sebenarnya apa yang tengah dilihat oleh Beni itu. Bahkan tatapan Beni begitu intens ia mengikuti arah tatapan itu ternyata mengarah kepada Anggita dan juga Caraka yang tengah berjalan bersama, ia melihat tatapan yang aneh di mata sang kekasih itu apakah kekasihnya merasa cemburu
Caraka benar-benar kesal bukankah dirinya sudah memperingati Anggita untuk tidak berada jauh-jauh dari dirinya itulah yang ia takutkan jika Beni akan mendekatinya kembali, tetapi mengapa wanita itu tidak mau mendengarkannya. Dirinya langsung saja menarik paksa Anggita dengan kasar untuk menjauh dari Beni serta beberapa orang yang mulai memperhatikannya, ia tidak mempedulikan Anggita yang terus-terusan berusaha untuk menghentakkan tangannya agar terlepas dari cekalannya.Caraka membawa Anggita ke tempat di mana hanya ada dirinya saja dan juga wanita itu menjauhi keramaian karena dirinya hanya ingin berbicara empat mata saja dan tidak ingin ada yang mengganggu dan mendengar apa yang ia ucapkan."Aku sudah mengatakannya bukan, jangan menjauh dariku," ungkap Caraka. Lelaki itu terus-terusan mengomeli Anggita, sekarang karena ulah dari wanita itu yang tidak mau menurutinya hal ini bisa terjadi.Anggita kesal dan juga marah, pertama Karena lelaki itu menariknya dengan begitu kasar tanpa mem