Share

Bab 107 Pulang

Bab 107

"Syukurlah, Mas. Oya, ini ada Mbak Rahma menunggu kabar. Apa Mas mau bicara dengannya?"

"Nggak usah, Na. Nanti aku telpon ke ponselnya saja."

"Oh begitu. Ya, Mas."

"Gimana, Na?" Rahma bisa menangkap raut kebingungan di wajah Ana saat meminta suaminya berbicara dengannya di ponsel Ana.

"Mbak Ratih sedang dipantau dokter, Mbak. Luka robek di kepala sudah dijahit."

"Astaghfirullah. Gara-gara aku, Na. Ratih jadi kesakitan."

"Nggak, Mbak. Jangan menyalahkan diri sendiri, semua ini musibah dari Allah."

Rahma bisa bernapas lega saat Ana tidak menyalahkannya. Namun, di sisi lain rasa sakit hati itu mencuat kembali. Apalagi suaminya justru menelpon Ana dan bukan dirinya. Rasa insecure yang pernah dialami Rahma mendadak muncul kembali membuatnya kalut.

"Oya, Mbak. Mas Sakha harus menginap malam ini di klinik. Tadi sudah aku pesenin buat bicara sama Mbak Rahma. Mas Sakha nanti mau menghubungi sendiri ke ponsel Mbak Rahma."

"Iya, Na. Terima kasih. Kalau gitu aku istirahat dulu, ya
D Lista

Jangan lupa jejak love dan komennya ya

| Like
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status