Share

55. Amarah Suri.

"Bundaaaa..." Wira melepaskan genggaman tangan Pras dan berlari menghampiri Suri. Matanya sembab dengan bibir melekuk turun. Kedua tangannya membentang lebar. Siap untuk melesakkan pelukan ke haribaan sang bunda.

"Lho... lho... lho... kok jagoan Bunda, nangis sih? Ada apa, Nak?"

Suri bangkit dari sofa. Ia kemudian berjongkok di hadapan Wira, agar posisinya sejajar dengan kepala Wira. Suri memang membiasakan kontak mata dengan Wira. Dengan begitu ia akan mengetahui apa yang dirasakan oleh putranya.

"Ayah bohong." Air muka Wira kembali mendung. Bibirnya bergerak-gerak sedih dengan mata berair. Siap mengeluarkan air mata.

"Bohong kenapa? Bunda selalu bilang bukan, kalau menceritakan sesuatu jangan separuh-separuh. Nanti ceritanya jadi lain." Masih dalam keadaan berjongkok Suri mengusap pipi lembab Wira.

"Ayah kemarin bilang, kalau Ayah akan mengajak Wira berenang berdua saja. Sampai lama. Pokoknya sampai Wira sendiri yang meminta pulang," adu Wira sedih.

"Begitu. Lantas, kalian tidak j
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status